CAHAYA DI BALIK BAYANG

Lewi Satriani
Chapter #8

Bab 8 : Sessi Konsultasi Gratis

Pagi itu, Cafe Deli dipenuhi aroma kopi yang baru saja diseduh. Udara pagi Jakarta yang sejuk membawa kesegaran tersendiri, dan sinar matahari yang masuk melalui jendela besar membuat suasana cafe terasa hangat dan nyaman. Dinding-dindingnya dihiasi dengan lukisan-lukisan abstrak, menambah kesan artistik yang elegan. Beberapa meja sudah ditempati pengunjung, sebagian besar dengan laptop terbuka atau buku di tangan, menikmati pagi yang tenang sebelum kesibukan hari dimulai.

Adrian tiba lebih dulu dan memilih meja di pojok yang sedikit tersembunyi dari pandangan umum. Meja tersebut berada di dekat rak buku kecil yang memuat berbagai bacaan ringan, mulai dari novel hingga majalah. Di atas meja, ada dua cangkir kopi hitam yang sudah dipesannya untuk dirinya dan Sofia. Di samping kopi, ada dua piring berisi croissant mentega hangat yang tampak menggugah selera.

Tak lama kemudian, Sofia datang. Gadis itu mengenakan blus putih sederhana yang kontras dengan jaket denim yang dia kenakan, rambutnya yang terurai dibiarkan sedikit tertiup angin saat dia berjalan masuk ke dalam cafe. Senyumnya yang lembut mengembang saat melihat Adrian, dan dia pun segera duduk di kursi yang berhadapan dengannya.

"Nggak nyangka kalau wartawan datang duluan sebelum waktu janjian," katanya sambil melepas jaketnya dan menggantungnya di sandaran kursi.

Adrian tersenyum tipis. "Harus begitu. Kalau nggak begitu, bakal susah dapat berita."

“Harus begitu, ya…” komentar Sofia. Dia menghirup aroma kopi di depannya. "Terima kasih untuk kopinya. Hey, anda nggak coba Croissant-nya? Buatan di sini menurutku paling enak."

“Nggak!” Adrian menggeleng. “Tidak terbiasa makan roti untuk sarapan.”

“Makan nasi, biasanya?”

“Nggak juga! Jarang makan. Kopi cukup.”

“Pasti anda sering sarapan di tempat ini, ya. Penjaga cafenya langsung tahu pesanan anda begitu saya menyebutkan nama Sofia.”

“Bagaimana nggak tiap hari kalau kantor ada di sebelah…”

Mereka mulai sarapan sambil sesekali berbincang ringan tentang hal-hal yang terjadi beberapa hari terakhir. Namun, setelah beberapa saat, percakapan mulai beralih ke topik yang lebih serius.



"Saya dengar dari polisi kalau mereka sudah menangkap seseorang yang diduga sebagai penembak anda," kata Sofia, menatap Adrian dengan cermat. "Bagaimana perasaanmu?"

Adrian meletakkan cangkir kopinya, menghela napas panjang sebelum menjawab. "Aku...ragu," ujarnya pelan. "Saat diminta mengidentifikasi dia di kantor polisi, ada sesuatu yang tidak terasa benar. Wajahnya...ekspresinya, saya tidak yakin dia orang yang menyerang saya di taman."

Sofia mengernyit. "Apa yang membuat anda ragu? Apakah ada sesuatu yang spesifik yang tidak sesuai?"

Lihat selengkapnya