Adrian masuk ke ruang tengah kemudian duduk di meja kayu kecil di apartemennya, dikelilingi tumpukan kertas, catatan, dan dokumen-dokumen yang sudah dilihatnya puluhan kali sebelumnya, dan kali ini akan dilihat ulang. Di saat bersamaan pikirannya masih berputar pada apa yang terjadi di taman hari itu. Meskipun rasa sakit fisik dari luka tembaknya mulai berkurang, rasa penasaran dan keinginan untuk menemukan kebenaran terus menggerogoti pikirannya.
Pikiran Adrian berputar di sekitar dua hal, yang didapatinya dari hasil pembicaraan dengan Wahyu Cokro: tas coklat dengan ukiran emas di kedua sisinya dan reaksi penyesalan yang ditunjukkan oleh penembaknya setelah peluru menembus tubuhnya.
Tas dengan ukiran emas di kedua sisinya, juga simbol "LG", atau dikenal sebagai singkatan dari nama desainernya Liam Gudoro, sebuah merek yang dikenal karena desain elegan dan harganya yang tidak murah. Tas semacam itu biasanya dimiliki oleh seseorang yang cukup mapan secara finansial, atau setidaknya memiliki akses ke barang-barang mewah. Simbol dan ukiran di tas itu bisa menjadi kunci untuk mempersempit daftar tersangka.
Tentu saja penyerangnya haruslah seseorang yang memiliki cukup uang karena selain punya tas bermerek, dia juga menyerangnya dengan pistol. Dan senjata api dengan pelurunya bukan barang yang bisa dibeli dengan harga murah di pasar gelap sekali pun.
Disamping itu, yang membuat Adrian makin tertarik untuk mengetahui lebih jauh adalah rasa penyesalan yang digambarkan oleh Wahyu Cokro. Penyesalan itu menunjukkan bahwa sang penembak tidak bertindak atas dasar niat dingin yang murni, tetapi ada unsur emosi kuat, seperti kemarahan atau dendam, yang mendorong tindakan tersebut, namun kemarahan terhadap apa…juga dendam atas apa…kepada dirinya…
Artinya, si penembak itu bukan orang suruhan. Pembunuh bayaran tidak mungkin melibatkan emosi dalam aksinya dan bersit rasa penyesalan yang muncul di matanya itu pasti diakibatkan masalah personal yang dialaminya bersama Adrian. Masalah itulah yang harus Adrian cari tahu sebaik-baiknya…
Berarti, ada baiknya dia mulai mencari tahu dari kumpulan berita hasil tulisannya yang diunggah di Jurnal Kota. Adrian lantas memutuskan membalik cara pencarian. Saat menulis berita tentang penembakan Adrian, Mulyadi pada awalnya menggunakan dokumen berita hasil tulisannya hanya sebagai materi pendukung pendukung, kini Adrian menjadikannya bagian utama untuk mencari penyebab awal mula peristiwa…
Dengan dugaan ini, Adrian menyiapkan dirinya untuk memeriksa ulang file dan materi yang telah dikumpulkan kantornya. Ia perlu memastikan bahwa semua petunjuk kecil telah diperhatikan, dan bahwa dirinya tidak melewatkan sesuatu yang bisa mengungkap siapa sebenarnya yang menembaknya dan mengapa.