CAHAYA DI BALIK BAYANG

Lewi Satriani
Chapter #11

Bab 11: Rencana Pengungkapan Identitas

Adrian duduk sendirian di hadapan Letnan Bondan di ruang kerja sang penyelidik tersebut di kantor polisi. Sebelum menemui Letnan Bondan seorang diri tadinya Adrian mengajak Mulyadi untuk ikut serta menemani. Dia sempat menjelaskan sekilas tentang penemuannya kepada Mulyadi namun temannya itu ternyata ada kesibukan lain di luar kota. Mulyadi mempersilakan Adrian untuk langsung menemui Letnan Bondan untuk membeberkan hasil investigasinya…

Selain itu Mulyadi beranggapan bahwa keadilan sudah ditegakkan setelah berita penembakan Adrian yang ditulisnya naik di portal Jurnal Kota dan polisi mulai bereaksi dengan melakukan penangkapan, dimana itu artinya sudah banyak pihak yang memedulikan Adrian sehingga dia bisa beralih ke kasus-kasus lain. Namun bagi Adrian, masalah ini jelas belum selesai…setidaknya sampai pelaku sebenarnya diringkus…

Cahaya lampu neon yang terang memperlihatkan raut wajahnya yang tegang, namun penuh tekad. Letnan Bondan memperhatikan Adrian dengan serius. Di antara mereka, terdapat sebuah map tebal yang penuh dengan catatan dan bukti yang Adrian kumpulkan selama penyelidikannya.

“Pak Bondan, saya di sini untuk memberikan hasil penyelidikan pribadi saya,” ujar Adrian, suaranya bergetar dengan campuran rasa khawatir dan determinasi. “Saya tahu polisi sudah menangkap A.T yang kalian yakini sebagai pelaku, tapi saya takut kalian mungkin salah tangkap.”

Letnan Bondan mengangkat alisnya, namun tidak berkata apa-apa. Dia hanya memberi isyarat agar Adrian melanjutkan.

“Ada dua orang yang menurut saya sangat mungkin menjadi pelaku sebenarnya…” lanjut Adrian, seraya menarik napas dalam sebelum menuturkan hasil penyelidikannya kepada sang petugas berwenang dengan rinci mengenai perihal Dirga dan Rizky dan alasan dirinya mencurigai keduanya. Untuk memperkuat kecurigaannya Adrian juga mengeluarkan beberapa bukti seperti foto dan potongan berita lama untuk diperlihatkan kepada sang polisi.

Pada saat bersamaan, Letnan Bondan mencatat sesuatu di buku catatannya, tetapi tetap tidak memberikan reaksi yang jelas.

Adrian berhenti sejenak, menatap Letnan Bondan dengan serius, “Memang saya tahu masih perlu penyelidikan lebih lanjut untuk menghubungkan tas coklat bermerek itu dengan keduanya. Saya pikir itu sesuatu yang penting, selain menyelidiki siapa yang membeli pistol dengan jenis yang digunakan untuk menembak saya demi mengeliminir bukti peluru di saku Agus Tirta.”

Lihat selengkapnya