CAHAYA DI BALIK BAYANG

Lewi Satriani
Chapter #13

Bab 13: Umpan Bagi Dirga

Adrian berdiri di samping mobil Letnan Bondan, mengamati peta kecil yang dipegang Bondan. Mereka berada di pinggiran kota, di lingkungan yang jarang Adrian kunjungi sebelumnya. Suasana sekitar tampak muram, seolah menyimpan banyak cerita yang tak terucapkan. Letnan Bondan, dengan wajah serius, menandai sebuah titik di peta.

"Ini dia, alamatnya benar," kata Letnan Bondan, menunjuk sebuah gang kecil yang tertutup bayangan bangunan tua. "Kos-kosan tempat Dirga tinggal berada di sana."

Adrian mengangguk, merasa sedikit gugup meski sudah mempersiapkan mentalnya. "Dan mic-nya sudah siap, kan?"

Letnan Bondan menatap Adrian sejenak, lalu mengeluarkan sebuah perangkat kecil dari dalam sakunya. "Ini dia," ujarnya sambil memeriksa microphone kecil yang sudah terpasang di balik kerah kemeja Adrian. "Kita sudah memastikan sinyalnya kuat dan jernih. Semua percakapan anda dengan Dirga akan terekam dan ditransmisikan langsung ke tim kami."

Adrian menyentuh lehernya dengan lembut, merasakan keberadaan microphone itu di bawah pakaiannya. "Saya harap ini cukup jelas untuk menangkap apa pun yang perlu kita ketahui."

"Jangan khawatir," Letnan Bondan meyakinkan. "Anda hanya perlu bersikap biasa saja, jangan buat dia curiga. Fokus saja pada percakapan dan biarkan kami yang menangani sisanya."

Adrian mengangguk lagi, meskipun di dalam dirinya, rasa tegang semakin membesar. "Anda yakin dia tidak akan mencurigai apa pun?"

"Dirga mungkin dulu seorang jurnalis, tapi dia sekarang bukan lagi orang yang sama. Dia sudah jatuh, Adrian. Tapi tetap saja, berhati-hatilah. Kalau dia merasa terpojok, dia mungkin akan bereaksi. Apalagi pistol yang jadi alat kejahatannya belum kami temukan. BIsa jadi senjata itu masih ada padanya"

"Saya tahu," jawab Adrian dengan nada serius. "Saya hanya ingin memastikan kita mendapatkan informasi yang kita butuhkan."

Letnan Bondan menepuk bahu Adrian dengan tenang. "Ingat, anda tidak sendirian dalam hal ini. Kami akan memantau setiap detik, dan kalau ada apa-apa, kami akan segera bertindak."

Adrian menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan dirinya. Dia tahu ini bukanlah hal yang mudah, tetapi dia juga tahu bahwa ini adalah langkah yang harus diambil. "Baiklah. Saya akan melakukannya."

Letnan Bondan mengangguk, menatap Adrian dengan penuh keyakinan. "Kamu bisa melakukannya. Temui dia, bicaralah, dan kita lihat apa yang bisa kita temukan."

Adrian menghela napas sekali lagi, kemudian mulai melangkah menuju gang yang mengarah ke kos-kosan Dirga. Di belakangnya, Letnan Bondan mengamati dengan cermat, siap untuk setiap kemungkinan yang mungkin terjadi. Dia memberi aba-aba lewat HT, “Semua tim stand by. Umpan sudah dimasukkan ke dalam perangkap.”

Lihat selengkapnya