CAHAYA DI BALIK BAYANG

Lewi Satriani
Chapter #17

Bab 17 : Kekosongan Setelah Usai

Malam sudah larut, jam menunjukkan sekitar pukul setengah dua belas ketika Adrian kembali ke kantornya setelah melalui serangkaian hari yang padat, mulai dari pengintaian di apartemen Rizky yang berakhir pada penangkapannya dan wawancara polisi kepadanya untuk membuat laporan lengkap mengenai penangkapan Rizky tersebut, namun itu tidak mempengaruhi Mulyadi yang rupanya masih beredar di kantor.

Dihampirinya meja Adrian begitu mendapati sang pemilk meja sudah kembali ke kantor, wajahnya yang biasanya penuh kekhawatiran kini cerah, matanya berkilau dengan kebanggaan, “Gue baru dapat kabar dari Letnan Bondan kalau mereka berhasil menangkap penembakmu, benarkah?”

Adrian tersenyum dan mengangguk, “Dan kali ini pelaku yang benar.”

"Dan benarkah elu menangkap penjahat itu bersama polisi!" serunya dengan antusias.

“Hanya beruntung saja karena gue bisa menemukan motifnya…jadi ketemu juga orangnya,” sahut Adrian kalem.

“Gue ikut senang orangnya sudah tertangkap, jadi elu sekarang bisa lega,” ujar Mulyadi memeluk Adrian dengan kegembiraan yang tidak dibuat-buat. Tentu saja Mulyadi ikut bahagia karena beban yang membelenggu temannya itu sudah lepas, dan dia tahu bagaimana Adrian begitu tersiksa dengan rasa takut bahwa dirinya bakal diserang lagi sewaktu-waktu selama si penembak belum tertangkap. “Kita harus merayakannya dengan minum-minum….”

“Boleh lain kali saja?” Adrian mengangkat tangan. “Sejujurnya gue juga masih syok, bukan karena berhasil menemukan si pelaku tapi apa yang terjadi pada kejadian itu…”

“Memangnya apa yang terjadi?” Mulyadi mengangkat alis.

Adrian menceritakan pengalamannya di dalam apartemen, dari saat ketika masuk hingga akhirnya polisi masuk menggerebek apartemen Rizky di saat keduanya sedang bergulat, dan Adrian berjuang antara hidup dan mati.

“Dan gue nggak tahu keajaiban macam apa itu, soalnya setelah menyita pistol dan memeriksa isinya polisi menemukan bahwa pistol itu tidak kosong. Cuma dia tidak bisa menembakku karena pistolnya macet…benar-benar macet….dan Rizky sendiri kelihatan nggak percaya mengalami hal itu…”

“Woww, itu sih gila banget. Ini berita besar, Adrian!” Mulyadi bertepuk tangan. “Memang terkadang orang yang persisten selalu dilingkupi keberuntungan. Atau kemungkinan bajingan itu hanya lupa melepas kunci pengaman pistolnya sehingga ketika dia menembakmu pistolnya tidak meledak.”

“Bisa jadi begitu…” Adrian baru menyadari hal itu dan mengangguk-angguk.

“Damn, man! Elu harus menulis cerita eksklusif tentang ini untuk Jurnal Kota. Gue yakin banget orang-orang akan sangat tertarik membacanya."

Lihat selengkapnya