CAHAYA DI BALIK BAYANG

Lewi Satriani
Chapter #25

Bab 25 : Tokoh Itu Serupa Kamu

Adrian berbaring di sofa pasien di ruang kerja Sofia, memperhatikan sang psikolog yang sedang duduk di hadapannya dan hari ini terlihat makin cantik dengan gaun biru muda tipis setali yang roknya berada lima senti di atas lutut dipadu-padankan dengan blazer putih sebagai atasannya. Lipstik merah yang menghiasi bibirnya, bulu mata di kelopak mata, dan perona pipi merah muda membuat wajah Sofia makin merekah

“Pertemuan kita tinggal berapa kali lagi?” Adrian membuka pembicaraan.

“Rencana awalku lima kali pertemuan. Sekarang pertemuan keempat.”

“Berarti tinggal satu pertemuan lagi?”

“Itu tergantung cepat atau lambatnya perkembangan kesembuhanmu,” jawab Sofia.

“Lalu bagaimana penilaianmu sejauh ini? Apakah aku cepat atau lambat?”

“Kamu sesuai yang direncanakan. Sesuai teori, lima kali memang jumlah sesi rata-rata kebanyakan orang untuk melakukan terapi traumatis.”

“Berarti memang tinggal satu kali lagi,” ucap Adrian dengan wajah sedih.

Sofia memandanginya dengan cemas, kuatir ada sesuatu yang membuat Adrian tidka nyaman, “Memangnya kenapa kamu menanyakan itu?”

“Kita sudah beberapa kali ketemu seperti ini dan…aku pasti jadi merindukan waktu-waktu ini nantinya bila kita selesai…”

Sebenarnya bukan hanya momen-momen seperti ini yang dirindukan Adrian, dia juga rindu mendengar cara Sofia memanggil namanya, dan bila saat ini keduanya bisa memanggil dengan sebutan ‘aku-kamu’, itu artinya jalinan hubungan mereka jauh lebih akrab dari waktu pertama kali berjumpa…

“Belum selesai kok sudah kangen,” Sofia tersenyum lega mendengar itu. “Kita masih bisa ketemu lagi kok di luar sessi konsultasi kalau kamu mau. Kamu kan sudah pegang nomorku.”

“Seriusan?” Adrian menatap tak percaya, dan dia sumringah mendapati Sofia mengangguk dengan pandangan sungguh-sungguh. Sejenak suasana diantara mereka jadi canggung, Sofia makin merona wajahnya sementara Adrian salah tingkah antara ingin menatap gadis itu atau membuang muka dari melihat wajah Sofia yang makin memerah. Dia mengalihkan topik, “Kalau kupikir-pikir justru proses kesembuhanku kelewat cepat, Mulyadi sudah memberiku tugas liputan baru.”

“Oh, ya? Liputan tentang apa?”

“Menulis berita tentang kunjungan Paus Fransiskus.”

“Benarkah?” mata Sofia melebar. “Kamu juga akan datang ke misa akbar?”

Lihat selengkapnya