CAHAYA DI BALIK BAYANG

Lewi Satriani
Chapter #27

Bab 27 : 4 September 2024

Jakarta sepanjang hari itu diterangi cahaya mentari yang merekah dengan cerah tanpa mendung, secerah penduduknya yang akan menerima kedatangan Paus Fransiskus. Meskipun mayoritas penduduk Jakarta beragama muslim namun kehadiran tamu agung dari Vatikan tetap merupakan kehormatan yang membuat segala hal harus dipersiapkan dengan baik dari jauh-jauh hari.

Tentu saja, karena Jakarta, sebuah kota besar yang biasanya dipenuhi dengan kesibukan lalu lintas dan hiruk pikuk kegiatan sehari-hari, mendadak berubah menjadi pusat perhatian dunia. Jalan-jalan utama di sekitar area kunjungan Paus, seperti Katedral Jakarta dan Gelora Bung Karno (GBK), dihiasi dengan spanduk-spanduk berisi pesan damai dan sambutan hangat untuk Paus. Ratusan ribu umat Katolik dari berbagai daerah di Indonesia dan bahkan dari luar negeri, mulai berdatangan di Jakarta untuk mengikuti misa yang besok akan dipimpin oleh Paus di GBK,

Pemerintah Indonesia bersama dengan otoritas setempat melakukan persiapan matang untuk menyambut Paus Fransiskus. Pengamanan ditingkatkan secara signifikan di lokasi-lokasi yang akan dikunjungi Paus, termasuk di Katedral Jakarta dan GBK. Ribuan personel keamanan dikerahkan untuk memastikan keamanan acara, sementara petugas kesehatan dan relawan disiapkan untuk mengantisipasi kondisi darurat di tengah kerumunan besar.

Lalu lintas Jakarta yang biasanya padat dan tidak teratur menjadi lebih tertib dengan pengalihan rute untuk kelancaran perjalanan Paus dan para peserta. Meski beberapa ruas jalan ditutup dan menyebabkan keterlambatan bagi warga, kebanyakan orang menerima situasi ini dengan penuh pengertian, mengingat pentingnya acara tersebut.

Pemerintah daerah bahkan mengeluarkan himbauan bagi perusahaan yang berdomisili di Jakarta agar karyawannya Work From Home (WFH) atau Bekerja Dari Rumah pada 5 September, demi memastikan perubahan jalur lalu-lintas tetap kondusif karena tidak banyak pekerja yang masih berkeliaran di Jakarta, sementara beberapa sekolah Katolik diliburkan oleh pihak sekolah sejak kemarin untuk memberi kesempatan guru dan murid bersiap menyambut sang tamu agung, Bapa Suci.

Kedatangan Paus Fransiskus menjadi momen bersejarah bagi umat Katolik Indonesia dan masyarakat luas. Sebagai pemimpin spiritual umat Katolik sedunia, kehadiran Paus di ibu kota Indonesia ini disambut dengan antusiasme luar biasa, bukan hanya oleh umat Katolik, tetapi juga oleh berbagai kalangan masyarakat lintas agama. Momen ini menciptakan suasana unik di Jakarta yang jarang terlihat, menggambarkan semangat persatuan dan perdamaian yang melampaui batas-batas agama dan keyakinan.

Tidak hanya umat Katolik yang merasakan dampak dari kedatangan Paus, tetapi masyarakat umum di Jakarta juga merasakan euforia kedatangan seorang tokoh dunia yang dikenal karena perjuangannya dalam mempromosikan perdamaian, keadilan sosial, dan dialog antaragama. Banyak masyarakat non-Katolik yang ikut ambil bagian dalam menyambut Paus, sebagai simbol dukungan terhadap pesan universal tentang kemanusiaan. Di beberapa sudut kota, terlihat orang-orang berdoa dan bermeditasi bersama, tidak memandang agama atau keyakinan.

Adrian sendiri, sebagaimana ditugaskan Jurnal Kota, sudah sibuk meliput berita tentang Sri Paus, bahkan sejak kedatangannya kemarin, karena banyak hal bisa dijadikan berita dari kunjungannya, mulai dari kehadirannya di Katedral dan pertemuan dengan Presiden di Istana Negara, dan juga pidato-pidatonya sebagai pesan penting bagi umat Katolik Indonesia.

Kedatangan Paus memberi efek damai yang luar biasa di luar sana, karena Jakarta yang sehari-harinya begitu kisruh dengan kesibukan pada hari ini begitu damai dengan jalanan yang sepi. Sayangnya itu tidak terjadi di Jurnal Kota, karena sebagai perusahaan media yang bertugas menyampaikan informasi kepada publik, para keryawannya tetap masuk dan bekerja seperti biasa, malah lebih sibuk, karena efek kedatangan Paus yang mendatangkan begitu banyak berita yang bisa diolah dan dijual. Tidak heran, tensi tinggi terjadi sepanjang hari itu…bahkan mungkin hingga besok…

Mulyadi menghampiri Adrian dengan tergesa-gesa begitu dia duduk di meja kerjanya, “Bagaimana sudah dapat berita soal Katedral?”

“Sebentar lagi gue kirim. Lengkap dengan foto-fotonya.”

“Harusnya elu langsung kirim saat di sana. Lima menit lalu beritanya sudah naik di Detik, Kumparan, dan lain-lain,” sahut Mulyadi dengan wajah kesal.

Lihat selengkapnya