CAHAYA DI BALIK BAYANG

Lewi Satriani
Chapter #32

Bab 32 : Apa Kamu Sudah Gila?

Adrian tahu bahwa pengampunan bukanlah sesuatu yang bisa dipaksakan. Itu adalah proses yang panjang, penuh dengan keraguan dan pertanyaan. Tetapi semakin direnungkan, semakin disadarinya bahwa dia tidak bisa terus hidup dengan beban ini. Kebencian dan dendam hanya akan menghancurkannya lebih jauh, membuatnya terjebak dalam lingkaran tak berujung yang tidak akan pernah memberinya kedamaian. Dia harus menemukan cara untuk melepaskan diri dari rasa sakit ini, untuk bergerak maju dengan hidupnya. Karena itulah inti dari percakapannya dengan sang Santo kemarin malam.

Dengan perasaan yang campur aduk, Adrian memutuskan untuk mengunjungi Rizky di penjara. Keputusan ini bukanlah hal yang mudah. Dia telah menimbang-nimbangnya selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu, namun setiap kali bayangan Rizky muncul dalam pikirannya, rasa marah dan takut selalu menyertainya. Namun, ada juga dorongan kuat dari dalam dirinya yang mengatakan bahwa pertemuan ini diperlukan—bahwa untuk benar-benar melangkah maju, dia harus menghadapi ‘musuh’nya…yakni kemarahan dan ketakutan itu sendiri…dan itu dimulai dari Rizky…

Memang bukan hal yang mudah, tapi dia ingin memulainya, sebab sesuatu dalam dirinya – yang bersemayam setelah percakapan dengan Santo Paus Yohanes Paulus II – begitu menggebu-gebu mendorongnya untuk segera mewujudkan hal itu…dan untuk itu dia tahu harus menemui Letnan Bondan sebagai langkah awal meminta ijin.

Letnan Bondan begitu senang bertemu lagi dengan Adrian setelah sang jurnalis ‘hilang’ dalam kesibukannya setelah penangkapan Rizky. Dia membeberkan semua persiapan dan kelengkapan alat bukti yang sudah disusun timnya, berupa alat bukti fisik seperti pistol sebagai senjata percobaan pembunuhan, tas coklat bermerek, juga tiga saksi mata dimana salah satunya adalah Wahyu Cokro, pelukis eksentrik, yang bersedia membantu polisi di persidangan.

“Agak sulit awalnya mengajak pak Wahyu untuk kerja sama tapi alhamdulilah kita berhasil membujuknya untuk datang,” kata Letnan Bondan mengakhiri ceritanya.  

"Pak, terima kasih sudah mengabarkan perkembangan kasusnya. Saya lega akhirnya semua bukti sudah lengkap dan saya dengar sudah siap dilimpahkan ke kejaksaan?"

"Sama-sama, Adrian. Ini memang proses yang panjang, tapi sekarang kita sudah bisa memastikan Rizky akan menjalani proses hukum yang sesuai,” sahut Letnan Bondan. “Benar yang kamu dengar! Semuanya sudah diserahkan ke pihak kejaksaan, dan dia sudah dipindahkan ke Rutan sambil menunggu pengadilan."

"Berarti... saya masih bisa bertemu dengannya?" Adrian sedikit kecewa. “Saya kiranya tadinya dia masih ditahan di kantor ini.”

“Tidak! Dia sudah dipindahkan dua hari lalu. Memangnya kenapa?”

“Apakah saya bisa bertemu dengannya?”

Sang petugas memberi reaksi yang sudah bisa diduga Adrian, “Apa maksudmu mau ketemu dengannya?”

Lihat selengkapnya