Malam setelah pertemuan keluarga terasa panjang dan melelahkan bagi Livie. Dia berbaring di tempat tidurnya, berusaha untuk memikirkan jalan keluar dari ketegangan yang menghantuinya. Pikiran-pikiran yang berputar membuatnya sulit untuk tidur. Meskipun usahanya untuk menemukan kedamaian terasa sia-sia, dia tahu dia harus menghadapi hari berikutnya dengan kepala tegak.
Pagi hari berikutnya, Livie memutuskan untuk pergi ke pasar lebih awal dari biasanya, ingin menghindari konflik lebih lanjut di rumah. Pasar Azura tampak lebih tenang saat dia tiba, dengan beberapa pedagang yang masih mempersiapkan stan mereka untuk hari itu. Livie berusaha untuk mengatur barang-barangnya dengan cermat dan memulai hari dengan semangat baru, meskipun rasa cemas masih menggantung di hatinya.
Ketika Livie sibuk melayani pelanggan, dia dikejutkan oleh kedatangan seorang pengunjung tak terduga. Seorang pria berpakaian rapi dengan penampilan yang anggun menghampirinya. Livie segera mengenali pria itu sebagai Lord Adrian, seorang bangsawan yang sering dia lihat di pasar tetapi belum pernah diajak bicara secara langsung.
“Selamat pagi, Nona Livie,” kata Lord Adrian dengan suara yang lembut namun tegas. “Saya harap saya tidak mengganggu. Saya ingin berbicara denganmu sejenak jika kamu tidak keberatan.”