Cahaya Di Bumi Jipang

Mukti Dwi Wahyu Rianto
Chapter #1

Menuju Jipang

STASIUN CEPU

“Huffhhhh, akhirnya sampai juga.” Gumam Adit sambil meregangkan pinggangnya setelah perjalanan yang lumayan lama.

“Delapan jam lebih perjalanan cukup bikin pinggang sama pantat pegel nih.” Katanya sambil keluar dari peron stasiun. Matanya celingukan bingung mau ke arah mana.

Ini pertama kali dia datang ke kampung halaman bapaknya. Ya, selama ini memang dia ga pernah ke kampung halaman bapaknya ini. Pernah sih, tapi dulu waktu dia umur 6 tahun. Ya mana ingat lagi lah. Udah hampir 12 tahun gak kesini.

Cek handphone, masih jam setengah empat sore, masih ada waktu buat sedikit santai sambil nunggu jemputan.

“Ngopi dulu ah, biar lebih fresh." Kata Adit sambil ngeloyor masuk di warung sekitar stasiun itu.

Cukup ramai suasana untuk kota yang mungkin dalam ingatannya ga ada kota yang namanya Cepu ini. Sedikit aneh memang, Cepu menurut anak gaul sih ada konotasi negatif, tapi ini kita, bukan bahasa gaul.

Secangkir kopi panas mampir di depannya. Dia memicingkan mata, sedikit aneh.

“Silahkan mas.” Kata emak emak penjaga warung sambil menyodorkan secangkir kopi.

“Pakai gelas kecil ya buk?” Tanya Adit heran.

“Iya mas, itu namanya kopi kothok, ciri khas daerah sini mas.” Sahut penjaga warung itu lagi.

Kopi Kothok? Unik juga nama kopinya. Dituangkan kopi di lepek lalu di minumnya selagi hangat 

Srruuppppp!!! Ahhh.

“Gila, mantap juga nih kopi, jadi melek mata.” Gumam Adit.

Lihat selengkapnya