Entah berapa lama mata Adit terpejam, yang dia rasakan dalam tidurnya benar benar nyenyak dan tubuhnya menjadi ringan. Sinar matahari menerobos masuk melewati jendela kayu besar dengan dua daun pintu.
Meskipun agak terasa dingin namun pagi itu cukup menyegarkan. Perlahan Adit pun menggeliat meregangkan tubuhnya.
“Hah? Dimana aku? Apa yang terjadi?" Adit bergumam heran. Diapun beranjak dari tempat tidurnya dan melihat ke halaman. Matanya melotot. Tak percaya apa yang ada di depannya.
Sebuah bangunan besar seperti pendopo ditopang kayu jati yang berukuran besar besar. Dilihatnya beberapa pria dan wanita hilir mudik. Ada yang memikul air, ada yang membersihkan halaman, ada juga lelaki yang membawa tombak dan tameng.
“Apa ini? Aku di prank kah? Masa iya aku kena prank? Atau aku di lokasi syuting sinetron?” Jutaan tanya ada di dalam hatinya.
Ceklek!
Suara pintu kamar terbuka, terlihat sosok wanita muda yang samar samar kemarin menemaninya selagi masih hilang kesadaran.
“Ah, Den Mas sudah sadar.” Kata wanita muda itu. Tampak raut gembira dan syukur terpancar dari intonasi dan mimik wajahnya.
Adit pun menoleh, dia melihat wanita muda berparas ayu dan kuning langsat didepannya. Mulut Adit tergagap gak tahu apa yang ingin dikatakan selanjutnya. Dia masih syok.
“Istirahat dulu Den mas, saya akan melapor keadaan ini ke Raden Kuning dulu.” Ujar wanita muda itu.
Sekali lagi Adit tercengang. Ini bahasa jelas bahasa Jawa namun sangat asing. Dia yakin bahasa Jawa yang digunakan bapak ibu nya tidak seperti itu. Dan yang lebih heran lagi, Adit menangkap maksud pembicaraan dan percakapan itu dengan lancar. seolah dalam otaknya ada alat penerjemah.
“Ini bukan halusinasi kan?” Adit masih bertanya dalam hatinya.
Lalu buru buru dia menarik tangan wanita muda itu yang hendak pergi keluar kamarnya.
“Mbak, mbak sebentar mbak.” Sergah Adit. Wanita muda itu sedikit kaget dan melirik tangan Adit yang masih memegang lengan wanita itu. Adit salah tingkah dan buru buru melepaskannya.
“Mbak ini dimana mbak? Apa yang terjadi dengan saya? Dan mbak ini namanya siapa?” Adit bertanya sekenanya. Nampak wanita muda itu mengernyitkan dahi.
“Mbak? Mbak itu apa? Kalau nama saya Sekarwangi saya abdi Raden Kuning." Kata wanita muda itu. "Mbak itu artinya apa, dijawab dulu." Lanjutnya.
Adit malah bengong, masa iya harus menjelaskan makna mbak. Itu kan juga jelas bahasa Jawa. “Mbak itu sebutan untuk wanita.” Kata Adit sekenany.
“Oh, sama dengan Ni Mas ya.” Kata Sekarwangi.
Adit pun mengangguk walaupun dia gak paham. Daripada pusing, iyain aja dah.
“Mbak ini dimana ya kenapa saya disini?” Tanya Adit kepada Sekarwangi.