Aisyah duduk di atas kasur tipisnya, menatap sekilas ke arah teman-teman sekamarnya. Suara tawa Laily dan Julia mengisi udara di kamar mereka, menciptakan suasana hangat yang mulai membuat Aisyah merasa nyaman. Beberapa hari pertama di pesantren terasa canggung, tetapi kini ia mulai merasakan ikatan yang kuat dengan mereka.
“Eh, Aisyah! Dengar deh, aku punya cerita lucu tentang kucing yang berusaha naik pohon!” Laily memecah keheningan dengan semangat.
Aisyah tersenyum, merasakan ketertarikan yang tumbuh di dalam hatinya. “Kucing bisa naik pohon, kan?”
“Ya, tapi ini kucing yang konyol! Dia malah jatuh dan mendarat di bak mandi!” Laily melanjutkan, matanya berbinar-binar.
“Haha! Bayangkan kalau aku jadi kucing itu. Pasti malu banget!” Aisyah menambahkan, tertawa bersama teman-temannya.
Julia, yang duduk di sudut kamar dengan buku di tangannya, ikut menyela, “Kalau aku jadi kucing itu, aku akan langsung pergi ke tempat lain, ngisin-ngisini polll (malu-maluin banget!)”