Lebih dari separuh anggota sudah pingsan. Semuanya sudah mulai menyerah. Meskipun gempa sudah tidak terasa, tapi Vina tetap bersitegas memerintahkan ketiga temannya untuk tidak melepaskan banner yang mereka pegang agar batu dan debu tidak masuk ke dalam area persembunyian mereka.
Beberapa menit kemudian. Ada setitik harapan. Terdengar suara tegas lantang sedang berteriak dari kejauhan.
“Adakah korban lain?”
“Adakah orang yang masih selamat di sini?”
Samar-samar suara itu terdengar, semakin jelas dan mendekat.
“Sepertinya itu tim sar” Ustadzah Mafika berucap.
Ada cahaya mulai masuk, ini pertanda kalau sudah pagi. Ustadzah Mafika dan Ustadzah Duwi mengecek keluar, mungkin mencari sinyal juga untuk mengabari pihak pengurus pondok yang masih ada di pondok, jahatnya, tidak ada yang merespon dengan alih-alih disana juga terkena debunya, ketika itu mereka juga masih sibuk dengan keadaan pondok yang terkena bencana ini.
Ustadzah Duwi tidak banyak fikir, langsung menelponGus Sholah juga sebagai titik terakhir harapan selaku Pengasuh utama Yayasan Pondok Pesantren Tebuireng.
Dan Beruntung! Yap! Diangkat oleh Gus Sholah.