CAHAYA DI TANAH TEBU

RIRIN ERATAURINA
Chapter #25

Jabo - Jasa Boga Pesantren

Sudah terbiasa dengan kegiatan sehari-hari di pondok, mulai dari kegiatan BBQ (Bimbingan Baca Qur’an), khitobah, bahasa, ngaji kitab dan sebagainya. Akhirnya bulan ramadhan pun datang. Kegiatan Pondok pada bulan Ramadhan menjadi semakin memadat layaknya macetnya jalanan ketika tahun baru dan liburan panjang dimulai, sungguh sangat penuh, padat, dan merapat. Dimulai pada bangun tidur, kemudian mengambil piring dan sendok untuk menjemput makanan sahur yang sudah disediakan oleh Jabo. Jabo adalah singkatan dari Jasa Boga yang artinya di pondok pesantren Tebuireng ini baik putri maupun putra tiap harinya ada petugas jasa boga yang memasakkan kami untuk memenuhi kebutuhan energi setiap harinya. 

Jabo ini dapur pusatnya ada di pondok putra. Jabo adalah salah satu hal yang paling berkesan bagiku, betapa tidak, jika ingin mengantri mengambil makanan maka kami santri-santri akan berbaris rapi ke belakang membentuk seperti rentetan kereta api yang berjajar dengan rapi, tanpa ada yang protes, tanpa ada menyuruh pula, kami disiplin begitu saja, rela dan sabar menunggu giliran, tidak ada yang menyerobot pula karena kami telah mempraktikkan budaya antri pada diri masing-masing, sebab kami yakin, kapan pun itu, makanan itu pun akan datang ke perut jika memang sudah tiba di ujung antriannya.

Hal ini mengandung filosofi yang dalam, pada penerapan kehidupan sehari-hari kami menjadi memiliki kepercayaan bahwa semua yang ditakdirkan atau yang sudah digariskan oleh gusti Allah swt. Entah itu rezeki, jodoh, maut dan apapun itu pasti akan datang kepada kita kapanpun dan dimanapun sesuai dengan antriannya, cepat atau lambat, kamu pasti akan sampai pada ujung antriannya. Sabar saja. Konsisten saja untuk menunggu, tetap ikhtiar. Sudah. Itu saja cukup.

“Badalki ya....”

Itu adalah salah satu penerapan bahasa dalam keseharian kami, menggunakan bahasa arab pada saat ingin mengantri urutan mandi. Disini kamar mandinya bermacam-macam. Di wisma Nyai Nafiqoh seperti di kamarku ini, kamarnya ada enam ruangan untuk tiga puluh orang santri atau bisa dibilang enam kamar mandi itu untuk satu kamar, enaknya kamar mandinya sudah include jadi satu didalam kamar. didalam kamar mandi sudah ada kloset atau WC.nya, di kamarku bahkan juga ada shower untuk mandi, namun jarang yang memakai shower itu, lebih enak menggunakan cibuk, kalau kata orang jawa timuran

Lihat selengkapnya