Cahaya Di Tengah Keterbatasan

Andhika Tulus Pratama
Chapter #4

Bab 4: Kekuatan dari Persahabatan

Setelah meraih peringkat ketiga di kelas, Raeni merasa lebih percaya diri. Ia menyadari bahwa kesuksesan itu bukan hanya tentang kemampuan akademis, tetapi juga tentang dukungan dari orang-orang di sekitarnya. Dalam beberapa minggu berikutnya, Raeni mulai lebih aktif berinteraksi dengan teman-teman sekelasnya, membangun hubungan yang lebih baik meskipun masih ada yang meragukan kemampuannya.


Satu sore, saat pelajaran olahraga, Raeni melihat sekelompok teman sekelas sedang bermain bola. Andi dan teman-temannya menjadi pusat perhatian, menunjukkan keterampilan mereka di lapangan. Meskipun Raeni tidak terlalu tertarik pada olahraga, ia merasa ingin bergabung, berusaha menunjukkan bahwa ia juga bisa bersenang-senang. Dengan sedikit ragu, ia mendekati mereka.


“Bolehkah aku ikut bermain?” tanyanya, berusaha terdengar percaya diri.


Andi dan teman-temannya saling memandang, lalu Andi menjawab, “Kau yakin bisa? Ini bukan untuk tukang becak.” Tawa kecil terdengar dari kelompok itu.


Mendengar ejekan itu, Raeni merasakan panas di pipinya. Namun, ia berusaha tersenyum dan berkata, “Aku akan coba!”


Raeni melangkah ke lapangan dengan hati-hati. Meski tak berpengalaman, ia berusaha mengikuti permainan. Beberapa kali ia terjatuh, namun ia bangkit dan terus bermain. Ternyata, beberapa teman sekelasnya mulai memberikan dukungan. “Ayo, Raeni! Terus berusaha!” seru salah satu gadis dari kelompok itu.


Momen tersebut memberikan Raeni semangat baru. Ia tidak hanya berjuang untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk mendapatkan pengakuan dari teman-temannya. Saat permainan berakhir, meskipun timnya kalah, Raeni merasa telah berhasil menunjukkan keberanian dan kemampuannya untuk beradaptasi.


Setelah bermain, beberapa teman mulai menghampirinya. “Kamu cukup keren, Raeni. Kamu berani mencoba!” kata salah satu dari mereka, membuat Raeni tersenyum lebar.


Sejak hari itu, Raeni merasa lebih diterima di kelompok teman-temannya. Mereka mulai mengobrol lebih akrab dan bahkan membentuk kelompok belajar bersama menjelang ujian berikutnya. Raeni merasa senang memiliki teman-teman yang mendukungnya. Salah satu teman yang paling dekat adalah Mira, gadis yang selalu mengajaknya belajar bersama.

Lihat selengkapnya