Cahaya Di Tengah Keterbatasan

Andhika Tulus Pratama
Chapter #7

Bab 7: Awal yang Baru

Kabar gembira tentang beasiswa yang didapatkan Raeni menyebar dengan cepat di antara teman-temannya. Banyak yang datang menanyakan tentang bagaimana ia bisa mencapai titik ini, dan Raeni merasa senang berbagi pengalamannya. Momen-momen berbagi cerita ini membuatnya semakin menghargai pencapaiannya dan membangkitkan semangat bagi teman-teman lainnya.


Beberapa hari setelah pengumuman beasiswa, Raeni mempersiapkan diri untuk mengikuti orientasi mahasiswa baru di universitas. Ia merasa campur aduk antara antusiasme dan kecemasan. Meskipun sudah mendapatkan beasiswa, ada banyak hal baru yang harus dihadapi, termasuk lingkungan baru, teman-teman baru, dan tantangan akademik yang lebih berat.


Hari orientasi tiba. Raeni mengenakan seragam universitas dan berangkat dengan perasaan bersemangat. Di dalam bus, ia duduk di samping Mira, yang juga mendapatkan beasiswa di jurusan lain. “Aku tidak percaya kita sudah sampai di sini, Raeni! Ini adalah awal yang baru bagi kita!” kata Mira, tersenyum lebar.


“Ya, aku merasa ini adalah kesempatan emas. Kita harus memanfaatkan sebaik-baiknya,” jawab Raeni, berusaha menenangkan diri.


Saat mereka tiba di kampus, suasana sangat ramai. Banyak mahasiswa baru dari berbagai daerah berkumpul, mengenakan atribut universitas dengan bangga. Raeni merasakan aura positif di sekitar mereka. Dia dan Mira mengikuti sesi perkenalan di aula utama, di mana para dosen dan mahasiswa senior memberikan sambutan hangat.


“Selamat datang di universitas! Kami percaya kalian adalah generasi masa depan yang akan membawa perubahan,” sambut rektor universitas. Suara tepuk tangan menggema di dalam aula, mengisi hati Raeni dengan semangat baru.


Setelah sesi perkenalan, mereka dibagi menjadi kelompok kecil untuk mengikuti berbagai kegiatan. Raeni merasa senang bertemu dengan teman-teman baru, masing-masing dengan latar belakang dan impian yang berbeda. Di antara kerumunan itu, ia melihat seorang gadis dengan senyum lebar mendekatinya.


“Hi, aku Sari. Senang bertemu denganmu!” kata gadis itu ramah.


“Hi, aku Raeni. Senang bertemu juga!” jawab Raeni dengan senyum.

Lihat selengkapnya