Cahaya Di Tengah Keterbatasan

Andhika Tulus Pratama
Chapter #8

Bab 8: Menemukan Jalan

Semakin lama Raeni menjalani kehidupannya sebagai mahasiswa, semakin banyak pelajaran berharga yang ia dapatkan. Setelah menyelesaikan orientasi dan mengikuti berbagai acara, kini saatnya bagi Raeni untuk lebih fokus pada akademis dan mengenal lebih dalam tentang dunia yang baru ini.


Ia mulai mempelajari materi-materi kuliah dengan penuh semangat. Meskipun terkadang merasa kewalahan dengan tugas yang menggunung, Raeni selalu berusaha memprioritaskan waktu untuk belajar. Teman-teman sekelasnya pun memberikan dukungan dan seringkali belajar bersama di perpustakaan atau di kafe kampus.


Di tengah kesibukan akademisnya, Raeni juga aktif berpartisipasi dalam organisasi kemahasiswaan. Ia bergabung dengan UKM Seni Budaya, di mana ia bisa mengekspresikan bakatnya dalam bidang tari dan seni. Keterlibatannya dalam organisasi ini membantunya merasa lebih terhubung dengan teman-teman baru dan memberi ruang untuk mengasah kemampuan artistiknya.


Suatu hari, saat rapat UKM, ketua organisasi mengumumkan akan diadakan sebuah pertunjukan seni di akhir semester. “Kami ingin menampilkan berbagai jenis seni, termasuk tari, musik, dan teater. Siapa pun yang berminat, silakan mendaftar!” kata Andi, ketua UKM.


Raeni merasa bersemangat. “Ini kesempatan bagus untuk menunjukkan bakat kita!” pikirnya. Namun, di sisi lain, rasa cemas mulai menghinggapi dirinya. Apakah ia mampu tampil di depan banyak orang lagi?


Sambil merenung, Mira datang menghampiri. “Raeni, kita harus ikut! Kita bisa tampil bersama lagi!”


“Ya, tetapi bagaimana jika aku tidak bisa melakukan yang terbaik?” jawab Raeni, merasa ragu.


“Kita sudah latihan sebelumnya dan tampil baik. Jangan biarkan ketakutan mengalahkanmu. Ayo, kita bisa melakukannya bersama!” Mira memberikan semangat, dan Raeni pun setuju untuk ikut.


Mereka mulai latihan secara rutin, mempersiapkan tarian yang akan mereka tampilkan. Setiap latihan membuat Raeni merasa lebih percaya diri. Ia mulai merasakan kembali cinta dan semangatnya terhadap seni. Tarian itu menjadi pelampiasan untuk semua emosinya, memberikan rasa lega dan kebahagiaan.


Di tengah kesibukan mempersiapkan pertunjukan seni, Raeni juga tidak melupakan tanggung jawab akademisnya. Di semester ini, ia menghadapi berbagai mata kuliah yang cukup menantang. Salah satu mata kuliah yang paling sulit baginya adalah Matematika Dasar, yang penuh dengan rumus dan logika yang membuatnya bingung.


Meskipun demikian, Raeni tidak menyerah. Ia sering belajar bersama dengan teman-temannya di ruang kelas. Kadang, Dr. Agus pun menyediakan waktu untuk membimbing mahasiswa yang kesulitan. Raeni mengambil setiap kesempatan untuk bertanya dan memahami konsep yang sulit itu.


Suatu malam, setelah berjam-jam belajar, Raeni merasa sangat lelah. Ia menghabiskan waktu di perpustakaan, berusaha memahami materi yang rumit. Ketika ia keluar, malam sudah larut. Ia melihat bintang-bintang yang bersinar di langit malam, dan pikirannya melayang pada impian-impian yang ingin ia capai.

Lihat selengkapnya