Cahaya Di Tengah Keterbatasan

Andhika Tulus Pratama
Chapter #14

Bab 14: Mimpi yang Semakin Dekat

Setelah pameran seni yang sukses, Raeni merasakan semangat baru dalam dirinya. Ia mulai melihat bahwa setiap usaha yang dilakukannya tidak hanya memberikan manfaat untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang di sekitarnya. Dengan keyakinan yang semakin kuat, ia bertekad untuk mengejar mimpinya untuk melanjutkan studi ke luar negeri.


Raeni memutuskan untuk mencari informasi tentang beasiswa yang tersedia. Ia menghabiskan banyak waktu di perpustakaan, membaca berbagai brosur dan dokumen tentang universitas di luar negeri, serta persyaratan beasiswa yang ditawarkan. Setiap informasi baru yang ia temukan memberikan energi baru bagi semangatnya.


Di tengah pencariannya, ia menemukan program beasiswa seni di salah satu universitas ternama di luar negeri. Program tersebut menawarkan peluang untuk belajar tentang seni dan budaya dari berbagai negara. Raeni merasa ini adalah kesempatan yang tidak bisa dilewatkan.


Namun, ketika ia membaca persyaratannya, rasa ragu mulai muncul. “Apakah aku cukup baik untuk mendapatkannya? Apakah aku bisa bersaing dengan orang-orang dari latar belakang yang lebih mapan?” pikirnya, merenungkan tantangan yang harus dihadapi.


Raeni memutuskan untuk berkonsultasi dengan dosennya, Bu Sari, yang telah membimbingnya selama ini. “Bu, saya menemukan program beasiswa yang sangat menarik, tetapi saya merasa ragu untuk mendaftar. Saya khawatir tidak memenuhi kriteria yang mereka cari,” ucap Raeni dengan keraguan.


Bu Sari menatapnya dengan serius. “Raeni, kamu telah menunjukkan dedikasi dan kemampuan yang luar biasa. Jangan pernah meremehkan dirimu sendiri. Kamu memiliki keunikan yang tidak dimiliki orang lain. Jika kamu tidak mencoba, kamu tidak akan pernah tahu seberapa jauh kamu bisa pergi.”


Kata-kata Bu Sari memberi Raeni motivasi yang sangat dibutuhkan. Ia bertekad untuk mencoba, meskipun ada rasa takut di dalam dirinya. “Saya akan melakukannya. Saya akan mendaftar,” ucapnya dengan semangat baru.


Selama beberapa minggu ke depan, Raeni bekerja keras untuk menyiapkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk pendaftaran beasiswa. Ia menulis esai pribadi yang menggambarkan perjalanan hidupnya, tantangan yang dihadapi, dan impiannya untuk memajukan seni di Indonesia. Ia ingin menunjukkan bahwa meskipun berasal dari latar belakang sederhana, ia memiliki visi yang besar.


Selama proses penulisan, Raeni sering meminta bantuan teman-teman di kelompok belajar untuk memberikan masukan. “Aku ingin menuliskan sesuatu yang bisa menggugah orang-orang yang membacanya. Apakah kalian punya saran?” tanyanya saat mereka berdiskusi di perpustakaan.


“Ceritakan tentang pengalamanmu mengajar anak-anak seni. Itu sangat menginspirasi!” saran Mira, temannya yang sangat mendukung.

Lihat selengkapnya