Hari keberangkatan Raeni akhirnya tiba. Pagi itu, suasana di rumahnya dipenuhi dengan campuran kegembiraan dan kesedihan. Ibunya mengantarnya dengan penuh harapan, sementara ayahnya menyiapkan tas dan perlengkapan perjalanan. Raeni menatap rumahnya dengan penuh rasa syukur, mengenang semua kenangan yang telah terukir di dalamnya.
“Jangan lupa untuk menelepon setiap hari, ya, Raeni,” ucap ibunya dengan suara bergetar. “Kami akan selalu mendukungmu dari jauh.”
Raeni mengangguk, berusaha menahan air mata. “Iya, Bu. Saya akan selalu ingat semua nasihat dan dukungan kalian,” jawabnya.
Setelah berpamitan dengan keluarganya, Raeni berangkat menuju bandara dengan rasa cemas dan bersemangat. Dalam perjalanan, ia memikirkan semua tantangan yang telah dilalui dan semua orang yang telah membantunya mencapai titik ini. Setiap langkah terasa seperti sebuah perjalanan menuju impian yang selama ini ia idam-idamkan.
Sesampainya di bandara, Raeni bertemu dengan calon mahasiswa lainnya yang juga akan berangkat ke universitas yang sama. Mereka segera berbincang dan saling berbagi cerita tentang latar belakang masing-masing. “Saya dari Jakarta. Ini adalah pertama kalinya saya pergi ke luar negeri,” kata seorang gadis bernama Maya.
“Saya juga! Senang bisa bertemu dengan kalian semua,” ucap Raeni, merasa sedikit lebih tenang.
Setelah melewati semua proses pemeriksaan dan boarding, Raeni duduk di kursi pesawat dengan jantung berdebar. Pesawat lepas landas, dan saat melihat ke bawah, ia melihat rumahnya semakin kecil. “Aku akan kembali dengan cerita dan pengalaman yang luar biasa,” bisiknya dalam hati.
Perjalanan berlangsung selama beberapa jam. Raeni tidak bisa tidur, terlalu bersemangat untuk menjelajahi dunia baru. Di dalam pesawat, ia memikirkan apa yang akan ia pelajari, orang-orang yang akan ia temui, dan pengalaman yang akan membentuk hidupnya ke depan.
Setibanya di negara tujuan, Raeni disambut oleh suasana yang sangat berbeda. Cuaca, budaya, dan bahasa semuanya terasa baru dan menantang. Dia bertemu dengan pengurus universitas yang membawanya ke tempat tinggal mahasiswa. “Selamat datang di universitas! Kami senang kamu bisa bergabung dengan kami,” sambut seorang petugas dengan senyum hangat.