Setelah beberapa bulan berlalu sejak pameran seni terakhir, Raeni merasa lebih bersemangat dan percaya diri dari sebelumnya. Proyek seni yang ia rencanakan dengan teman-teman sekelasnya mulai menunjukkan kemajuan. Mereka berkumpul setiap minggu, saling bertukar ide, dan bersama-sama menciptakan karya-karya yang merefleksikan tema harapan dan kekuatan komunitas.
Suatu sore, saat bekerja di studio, Raeni dan timnya sedang merencanakan instalasi seni besar yang akan dipamerkan di pusat komunitas setempat. “Kita harus memasukkan elemen interaktif agar pengunjung bisa merasakan pesan yang ingin kita sampaikan,” usul Aulia, salah satu teman sekelas yang berbakat dalam desain grafis.
“Bagaimana jika kita membuat area di mana pengunjung bisa menulis pesan harapan mereka sendiri? Kita bisa menggunakan kain besar untuk menggantungkan pesan-pesan tersebut,” Raeni menambahkan. Semua orang setuju, dan ide itu membawa semangat baru di antara mereka.
Seiring berjalannya waktu, Raeni merasakan ketegangan dan kegembiraan menyatu. Menjelang hari pameran, mereka bekerja lebih keras dari sebelumnya. Raeni tidak hanya bertanggung jawab untuk mengoordinasi semua aspek proyek, tetapi ia juga merasa ingin memastikan bahwa setiap detail sempurna. Dia tahu betapa pentingnya acara ini, tidak hanya bagi dirinya tetapi juga bagi orang-orang yang akan melihat dan berpartisipasi.
Ketika hari pameran tiba, Raeni merasakan campur aduk antara kegembiraan dan kecemasan. Ia mengenakan gaun batik yang dibuatnya sendiri, simbol dari perjalanan yang telah ia lalui. Ruangan pusat komunitas dipenuhi dengan karya-karya seni yang mencerminkan harapan dan keberanian, serta kain yang menggantung untuk menampung pesan-pesan dari pengunjung.
Pameran dimulai, dan Raeni menyambut para pengunjung dengan senyum lebar. Ia melihat anak-anak, orang tua, dan bahkan para tetua komunitas datang untuk melihat hasil karya mereka. “Kami ingin menunjukkan bahwa seni dapat menyatukan kita dan memberikan harapan,” Raeni menjelaskan kepada beberapa pengunjung yang mengagumi instalasi.
Ketika malam semakin larut, Raeni melihat pengunjung mulai menulis pesan-pesan mereka di kain yang telah disiapkan. Setiap kata, setiap harapan yang ditulis seolah memberikan kehidupan baru bagi instalasi tersebut. Raeni merasa bangga melihat semua orang berpartisipasi, dan suasana harapan menyelimuti ruangan.