Setelah memenangkan kompetisi seni, sekolah seni Raeni terus berkembang pesat. Dukungan yang datang dari berbagai pihak membuat Raeni semakin bersemangat untuk mengembangkan program-program baru yang lebih bermanfaat bagi anak-anak. Namun, dengan semua keberhasilan ini, tantangan baru mulai muncul, dan Raeni harus siap menghadapinya.
Suatu hari, saat sedang mengadakan kelas melukis, Raeni menerima telepon dari salah satu sponsor utama. “Raeni, kita perlu berbicara. Ada beberapa perubahan dalam anggaran kami yang mungkin berdampak pada dukungan kami untuk sekolah seni,” suara di telepon itu terdengar serius.
Jantung Raeni berdebar mendengar kabar tersebut. “Apakah ada masalah?” tanyanya dengan khawatir.
“Tidak ada yang salah secara langsung, tetapi ada pemangkasan anggaran di perusahaan kami yang akan berdampak pada beberapa proyek yang kami dukung. Kami sedang berusaha mencari solusi, tetapi saat ini, kami tidak bisa menjanjikan dukungan yang sama,” jawabnya.
Setelah menutup telepon, Raeni merasa cemas. “Apa yang harus aku lakukan?” pikirnya. Ia tahu bahwa tanpa dukungan finansial, banyak program yang direncanakan bisa terancam batal.
Di malam harinya, Raeni mengumpulkan semua pengajar di sekolah seni untuk membahas situasi ini. “Kita mungkin akan mengalami pemangkasan dana dari sponsor utama kita. Ini bisa memengaruhi program dan kegiatan kita ke depan,” ucap Raeni dengan nada serius.
Beberapa guru tampak khawatir, tetapi Ibu Sari mencoba menenangkan mereka. “Kita tidak boleh kehilangan harapan. Kita sudah melewati banyak hal, dan kita bisa mencari cara lain untuk mendapatkan dana,” katanya.
“Benar,” sahut Raeni. “Kita harus berusaha keras. Mari kita cari peluang lain, baik melalui penggalangan dana atau kerja sama dengan lembaga lain.”
Malam itu, mereka mulai merencanakan strategi baru. Raeni merasa terbakar semangat untuk berjuang lebih keras demi anak-anaknya. Mereka membuat daftar potensi sponsor baru, ide untuk acara penggalangan dana, dan bahkan mencoba untuk berkolaborasi dengan seniman yang sudah terkenal.
Beberapa minggu berlalu, dan mereka mulai mengirim proposal kepada beberapa perusahaan dan lembaga pemerintah. Raeni juga aktif mempromosikan kegiatan sekolah seni melalui media sosial dan mengajak anak-anak untuk berbagi cerita tentang pengalaman mereka di sekolah. “Kita harus menunjukkan kepada dunia bahwa seni bisa mengubah hidup,” ucapnya.
Satu hari, Raeni mendapatkan kabar baik. Sebuah lembaga pemerintah yang peduli dengan pengembangan seni dan budaya setempat memberikan tawaran untuk mendukung program-program sekolah seni. “Ini adalah kesempatan emas untuk kita!” teriak Raeni penuh semangat saat mengumumkan kepada anak-anak dan pengajar.
Dukungan tersebut tidak hanya berupa dana, tetapi juga fasilitas dan akses ke program-program pelatihan yang lebih luas. “Dengan dukungan ini, kita bisa mengembangkan program seni yang lebih inovatif dan mendidik,” jelas Raeni kepada semua orang.