Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Raeni semakin bersiap untuk melanjutkan studinya di program pascasarjana. Ia merasa bersemangat sekaligus cemas meninggalkan sekolah seni untuk sementara waktu. Meskipun demikian, ia yakin bahwa ini adalah langkah yang perlu diambil untuk masa depan yang lebih baik.
Hari terakhir sebelum keberangkatan, Raeni mengadakan pertemuan dengan semua siswa dan pengajarnya. “Teman-teman, besok saya akan pergi untuk melanjutkan studi. Saya ingin kalian tahu bahwa saya akan selalu bersama kalian dalam semangat. Sekolah seni ini adalah rumah bagi kita semua, dan saya percaya kalian akan terus berkarya dan berinovasi,” ucap Raeni dengan suara bergetar.
Citra, yang sudah menjadi salah satu murid paling menonjol di sekolah, berdiri dan mengangkat tangannya. “Kak Raeni, kami akan merindukanmu! Tetapi kami akan terus berusaha keras untuk mewujudkan impian kita!”
Raeni tersenyum, merasa terharu mendengar kata-kata semangat dari anak-anaknya. “Saya percaya pada kalian semua. Jangan pernah berhenti bermimpi dan berjuang. Setiap lukisan, setiap karya seni adalah langkah menuju masa depan yang cerah.”
Setelah pertemuan itu, Raeni menghabiskan waktu dengan anak-anak, membantu mereka menyelesaikan proyek mural yang telah mereka mulai. Setiap goresan kuas pada dinding adalah ungkapan dari harapan dan mimpi mereka. Raeni merasa bangga melihat dedikasi mereka dan tahu bahwa sekolah seni akan terus berjalan meskipun tanpa kehadirannya untuk sementara waktu.
Keesokan harinya, Raeni berangkat ke universitas dengan campuran perasaan bahagia dan sedih. Di stasiun kereta, ia melambaikan tangan kepada semua siswa dan pengajarnya yang datang untuk mengantarnya. “Sampai jumpa!” teriaknya sambil tersenyum.
Sesampainya di universitas, Raeni langsung disambut dengan hangat oleh dosen dan mahasiswa lainnya. Kampus itu sangat ramai dan penuh dengan aktivitas. Raeni merasa sedikit gugup, tetapi ia bertekad untuk memanfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya.
Dalam minggu-minggu pertama, Raeni mengikuti berbagai kelas dan kegiatan di kampus. Ia bertemu dengan banyak teman baru dari berbagai latar belakang, yang masing-masing memiliki cerita dan perjalanan hidup yang unik. Raeni menyadari bahwa pengalaman di kampus sangat berbeda dengan pengalaman mengajar di sekolah seni.
“Di sini, saya bisa belajar lebih banyak tentang teori seni dan teknik yang lebih canggih,” pikirnya. “Ini akan membantu saya mengembangkan sekolah seni lebih jauh.”