Cahaya Di Tengah Keterbatasan

Andhika Tulus Pratama
Chapter #30

Bab 30: Menyemai Harapan

Setelah pameran seni yang sukses, Raeni merasakan gelora semangat di dalam dirinya. Sekolah seni kini bukan hanya tempat dia mengajar, tetapi juga ladang impian dan harapan bagi anak-anak yang ingin menciptakan masa depan yang lebih baik. Dia ingin melanjutkan misi ini, tetapi ada tantangan baru yang menantinya.


Suatu sore, saat sedang bersiap untuk pulang, Raeni mendapatkan pesan dari Citra. “Kak Raeni, bolehkah kita bertemu? Ada sesuatu yang ingin kami bicarakan.”


Raeni merasa penasaran. “Tentu, kita bisa bertemu di kafe dekat sekolah besok sore,” balasnya.


Keesokan harinya, saat mereka bertemu, Raeni melihat wajah Citra dan Dito terlihat serius. “Ada apa? Kalian terlihat cemas,” tanya Raeni.


Citra menghela napas. “Kami ingin berbagi tentang impian kami, Kak. Banyak dari teman-teman di sekolah yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sebagian besar dari kami bingung dan merasa tidak mampu. Kami tahu Kak Raeni berhasil, dan kami ingin bertanya bagaimana caranya agar kami bisa melakukan hal yang sama.”


Dito menambahkan, “Kami takut tidak bisa melanjutkan sekolah karena kondisi ekonomi. Beberapa dari kami bahkan tidak punya akses ke informasi tentang beasiswa dan cara mendaftar ke universitas.”


Mendengar pengakuan mereka, hati Raeni tergerak. Dia ingat betapa sulitnya perjalanan dirinya menuju pendidikan tinggi. “Kalian tidak sendirian. Saya juga mengalami hal yang sama, dan saya ingin membantu kalian menemukan jalan,” jawab Raeni dengan tulus.


Setelah berdiskusi lebih lanjut, Raeni memutuskan untuk mengadakan seminar di sekolah seni. Dia ingin mengundang pembicara yang bisa berbagi tentang beasiswa, cara mendaftar universitas, dan tips sukses di dunia pendidikan. “Kita bisa mengundang alumni dari universitas yang berbeda. Mereka bisa memberi inspirasi dan informasi yang berguna,” saran Raeni.


Lihat selengkapnya