Seminggu setelah seminar beasiswa yang sukses, Raeni melihat semangat baru di antara anak-anaknya. Mereka lebih berani mengeksplorasi impian dan tujuan pendidikan mereka. “Hari ini, kita akan membuat rencana jangka pendek dan jangka panjang untuk pendidikan kalian,” kata Raeni pada awal kelas.
Anak-anak duduk di meja mereka, wajah-wajah mereka dipenuhi harapan. “Kita perlu menentukan langkah-langkah yang harus diambil agar bisa mendapatkan beasiswa dan melanjutkan pendidikan,” lanjutnya. Raeni memberikan kertas dan pena kepada setiap anak. “Tulis impian kalian dan langkah-langkah yang kalian pikirkan untuk mencapainya.”
Citra, Dito, dan teman-teman mereka mulai menulis dengan semangat. Raeni berjalan di antara mereka, membaca dan memberi masukan. “Bagus, Citra! Kamu sudah menentukan universitas yang ingin kamu tuju. Sekarang, apa langkah selanjutnya?”
Citra tersenyum, “Saya ingin mengikuti kelas persiapan ujian beasiswa.”
“Bagus sekali! Lakukan itu dan jangan ragu untuk bertanya jika ada yang perlu dibahas,” ucap Raeni, memberikan dorongan.
Setelah semua anak selesai menulis rencana mereka, Raeni meminta mereka untuk membagikannya di depan kelas. “Dengan berbagi, kita bisa saling mendukung dan memperkuat komitmen kita,” jelasnya.
Dito berdiri pertama. “Saya ingin masuk ke sekolah kedokteran. Langkah pertama saya adalah belajar lebih banyak tentang ilmu kesehatan dan mencari mentor,” katanya.
“Bagus sekali, Dito! Mencari mentor adalah langkah yang cerdas. Siapa tahu, kamu bisa mendapatkan pengalaman langsung dari mereka,” balas Raeni.
Anak-anak lainnya juga membagikan rencana mereka. Ada yang ingin belajar seni, yang lain bermimpi menjadi insinyur, dan beberapa ingin mengejar pendidikan di bidang sastra. Raeni merasa bangga mendengar keragaman impian mereka.
Setelah semua anak menyelesaikan presentasi rencana mereka, Raeni merasakan semangat di kelasnya. “Sekarang, mari kita buat kelompok studi berdasarkan minat kalian. Kita akan saling mendukung dalam mencapai impian kita,” ujarnya.