Dengan semangat yang baru setelah acara amal, Raeni dan anak-anaknya semakin bertekad untuk mengembangkan komunitas pendidikan yang mereka impikan. Mereka bertemu secara rutin untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya. Dalam satu pertemuan, Citra mengusulkan, “Kita bisa membuat program pelatihan untuk guru-guru lokal agar mereka bisa lebih baik dalam mengajar.”
“Bagus! Dengan meningkatkan kualitas pengajaran, kita bisa membantu lebih banyak anak untuk belajar dengan baik,” balas Dito antusias.
Raeni mengangguk setuju. “Saya akan menghubungi beberapa guru yang berpengalaman untuk memberikan pelatihan. Kita perlu memastikan bahwa mereka memiliki alat dan sumber daya yang tepat,” jelasnya.
Mereka segera mulai merencanakan pelatihan tersebut. Raeni menghubungi beberapa guru dari sekolah-sekolah terdekat dan mengatur waktu pertemuan. “Kita perlu mencari dana tambahan untuk ini. Kita bisa menggunakan sisa dana dari acara amal sebelumnya,” kata Raeni.
Selama beberapa minggu berikutnya, mereka bekerja keras. Raeni dan anak-anak menyusun materi pelatihan yang akan diberikan, termasuk metode pengajaran yang inovatif dan cara melibatkan siswa dalam proses belajar. Citra bertugas membuat poster dan promosi untuk menarik lebih banyak peserta, sementara Dito mengatur jadwal dan tempat.
Akhirnya, hari pelatihan tiba. Ruangan dipenuhi dengan para guru yang ingin belajar cara baru dalam mengajar. Raeni berdiri di depan, siap memberikan sambutan. “Selamat datang, semuanya. Kami sangat senang bisa berbagi pengetahuan dengan kalian. Harapan kami adalah, dengan pelatihan ini, kita bisa menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik untuk anak-anak kita,” ujarnya dengan penuh semangat.
Para guru mendengarkan dengan saksama saat Raeni dan anak-anak mulai mempresentasikan materi mereka. Mereka memperlihatkan teknik pengajaran yang menarik dan melibatkan, serta cara-cara untuk mengatasi masalah yang mungkin dihadapi di kelas. Raeni melihat antusiasme di wajah para peserta dan merasa bangga dengan timnya.