Dengan semangat baru setelah keberhasilan membantu Fira, Raeni dan anak-anaknya semakin berkomitmen untuk memperluas program beasiswa mereka. Mereka menyadari bahwa banyak anak di komunitas mereka yang juga menghadapi tantangan serupa. Dalam sebuah rapat yang diadakan di ruang komunitas, Raeni berkata, “Kita perlu menciptakan lebih banyak kesempatan bagi anak-anak yang kurang mampu. Mari kita buat program yang dapat menjangkau lebih banyak anak.”
Citra mengangkat tangan. “Bagaimana jika kita membuat jaringan dengan sekolah-sekolah lain? Kita bisa mencari tahu siapa saja anak-anak yang membutuhkan bantuan dan menawarkan beasiswa mereka.”
“Ide yang bagus, Citra! Kita bisa mulai dengan menghubungi kepala sekolah di daerah sekitar,” Dito menimpali, bersemangat.
Raeni tersenyum, merasa bangga dengan inisiatif timnya. “Mari kita buat daftar sekolah-sekolah yang bisa kita hubungi. Kita juga bisa mengadakan pertemuan dengan orang tua dan anak-anak untuk menjelaskan program ini,” usul Raeni.
Hari-hari berikutnya, mereka melakukan kunjungan ke beberapa sekolah di sekitar. Raeni bersama Citra dan Dito bertemu dengan kepala sekolah untuk membicarakan kondisi siswa-siswa mereka. Dalam setiap pertemuan, Raeni berbagi visi mereka untuk membantu anak-anak yang terpinggirkan. “Kami ingin memastikan bahwa tidak ada anak yang terpaksa putus sekolah karena masalah finansial,” ujarnya dengan penuh keyakinan.
Beberapa kepala sekolah tampak sangat antusias. “Ini adalah inisiatif yang luar biasa! Kami memiliki beberapa siswa yang membutuhkan dukungan, dan kami akan sangat senang jika kalian bisa membantu,” ucap salah satu kepala sekolah.
Setelah beberapa minggu menjalin kerja sama, mereka akhirnya berhasil mengumpulkan daftar anak-anak yang membutuhkan bantuan. “Kita perlu membuat presentasi untuk menjelaskan program beasiswa kita kepada orang tua,” kata Dito. Mereka segera merencanakan pertemuan dengan orang tua anak-anak tersebut.