Setelah keberhasilan seminar, Raeni dan timnya merasakan semangat yang menggelora dalam diri mereka. Namun, mereka juga menyadari bahwa tantangan baru kini menghadang. Raeni duduk bersama Citra dan Dito di ruang komunitas, membahas langkah selanjutnya.
“Kita sudah berhasil mengumpulkan banyak minat dari anak-anak untuk program beasiswa dan seminar, tetapi kita perlu memikirkan keberlanjutannya,” kata Raeni. “Bagaimana kita bisa memastikan program ini tidak berhenti di tengah jalan?”
Citra menjawab, “Kita harus mencari sponsor dan dukungan dari organisasi lain. Jika kita bisa membangun kemitraan, kita bisa menjangkau lebih banyak anak dan memberikan lebih banyak bantuan.”
Dito setuju. “Kita juga bisa mencari cara untuk meningkatkan kesadaran di kalangan masyarakat tentang pentingnya pendidikan. Mungkin kita bisa membuat kampanye di media sosial untuk menarik perhatian lebih banyak orang.”
Dengan semangat baru, mereka mulai merencanakan kampanye tersebut. Raeni memutuskan untuk membuat video pendek yang menampilkan cerita anak-anak yang telah dibantu melalui program beasiswa. “Kita harus menunjukkan dampak positif yang telah kita buat. Dengan cara ini, orang-orang akan lebih tergerak untuk mendukung kita,” ujarnya.
Mereka segera mulai merekam video tersebut, mendengarkan cerita dari Fira dan beberapa anak lainnya. “Saya ingin sekolah agar bisa menjadi dokter dan membantu orang-orang,” ucap Fira di depan kamera, senyumnya bersinar. Raeni merasakan haru melihat keberanian anak-anak tersebut untuk berbagi impian mereka.
Setelah video selesai, mereka mengunggahnya ke berbagai platform media sosial. Dalam waktu singkat, video tersebut mulai viral. Banyak orang yang tergerak oleh cerita-cerita inspiratif dan berbondong-bondong memberikan dukungan. Raeni merasa bangga melihat komunitas mereka bersatu untuk tujuan yang lebih besar.
Namun, di tengah kesuksesan ini, tantangan baru muncul. Beberapa orang tua dari anak-anak yang terdaftar dalam program beasiswa mulai menyuarakan kekhawatiran mereka. “Kami sangat khawatir tentang kelanjutan program ini. Apa yang akan terjadi jika dana habis?” tanya seorang ibu dengan cemas saat pertemuan rutin orang tua.