Setelah beberapa bulan program keterampilan hidup berjalan, Raeni mulai melihat perubahan di kalangan anak-anak di desanya. Mereka terlihat lebih percaya diri, mulai berani mengutarakan pendapat, dan mampu bekerja sama dalam tim dengan lebih baik. Raeni merasa bersyukur dan bangga, tetapi ia juga tahu bahwa perjalanan ini masih panjang. Di balik keberhasilan ini, tantangan baru mulai muncul, terutama saat semakin banyak anak yang tertarik bergabung dalam program.
Raeni dan timnya kini menghadapi masalah utama: sumber daya. Dengan semakin banyaknya peserta, ruangan yang mereka gunakan mulai tidak memadai. Selain itu, bahan dan peralatan yang mereka miliki juga terbatas, sementara kebutuhan semakin meningkat. Beberapa kali, Raeni dan Citra terpaksa mencari cara untuk memutar otak, menciptakan materi pelatihan dari apa yang ada.
Raeni memutuskan untuk mengajak timnya berdiskusi mencari solusi. Dalam pertemuan itu, Dito mengusulkan untuk mencari dukungan dari pemerintah daerah. Ia meyakini bahwa pemerintah mungkin tertarik untuk membantu, terutama jika program ini bisa membawa dampak positif bagi desa. Raeni awalnya ragu karena ia tahu bahwa bantuan dari pemerintah bisa memakan waktu, tetapi akhirnya ia setuju untuk mencoba.