Dengan terbentuknya Komite Pendidikan Desa, program yang dipelopori Raeni mulai memasuki babak baru. Komite ini memberi kesempatan pada warga desa untuk turut terlibat dalam perjalanan pendidikan anak-anak mereka, sebuah langkah yang membuat program ini menjadi lebih menyeluruh dan berbasis komunitas. Raeni dan tim merasa bahwa ini adalah kemajuan penting, karena dukungan dari masyarakat akan membantu program ini bertahan dalam jangka panjang.
Salah satu langkah pertama Komite Pendidikan Desa adalah membuat jadwal rutin untuk mengawasi dan mengevaluasi program. Mereka mengadakan pertemuan bulanan di mana Raeni dan timnya memberikan laporan tentang kegiatan yang telah berlangsung, tantangan yang dihadapi, serta perkembangan anak-anak yang ikut dalam program. Pada pertemuan pertama, suasana terlihat penuh antusiasme. Para orang tua dan tokoh masyarakat tampak senang bisa berkontribusi dan memberikan masukan langsung terhadap program yang berjalan.
Dalam pertemuan tersebut, salah satu anggota komite, Bu Lestari, menyarankan agar program ini memiliki kurikulum sederhana yang bisa dijadikan panduan untuk memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pelajaran yang sesuai dengan minat dan kemampuannya. Raeni menyambut ide itu dengan hangat. Bersama-sama, mereka menyusun rencana kurikulum yang mencakup keterampilan akademis, keterampilan hidup, dan pelatihan praktis seperti bercocok tanam, pengelolaan keuangan, serta pengembangan diri.