Setelah ia yakin Auglis telah tidur, Serj menghampiri Helvin yang masih duduk di ruang tengah.
“Sudah kuduga,” kata Helvin setelah Serj menampakkan diri.
“Siapa dia? Gadis itu… siapamu?”
“Nak, kau datang jauh-jauh kemari hanya untuk menanyakannya?” Helvin mengernyit. Kewaspadaannya meningkat. Ia takut kalau-kalau para penghuni Umbrya mengetahui putrinya dan Verna selamat. Ia takut mereka akan membawa Auglis atau lebih jauh lagi, membunuhnya.
“Aku heran saja. Kenapa Paman tinggal dengan seorang manusia. Perempuan pula,” ujar Serj.
Helvin menoleh, melihat pada kedalaman mata hitam Serj. Kulit Serj berubah hingga sehitam tinta. Berkilat basah.
“Kau berkata seolah mengenalku. Haha….”
“Aku memang mengenalmu, Paman. Kau ingat Arsen? Teman ayahmu, kan?Aku anaknya,” jelas Serj.
Helvin sedikit kaget. Rupanya dia anak angkat Arsen. Orang yang pintar dan disegani Kaum Gelap. Salah satu yang terkuat di kaumnya. Arsen tidak memiliki anak, tetapi di usia senjanya, ia menemukan seorang bayi dan memutuskan untuk mengurusnya, menganggapnya sebagai anak sendiri.
“Mengapa kau menemuiku?” Helvin mempersilakan Serj duduk.
“Paman Helvin, Umbrya sedang carut marut. Kaum Gelap… mereka… mati.” Serj menunduk. Ia tak menemukan kata-kata yang dirasa pas untuk mengungkapkan betapa Umbrya kini berbeda.
“Apa maksudmu?”
“Sekelompok orang membantai kaum kita,” jawab Serj. Ia harus menceritakannya secara perlahan. “Kaum kita dituduh sebagai penyebab kematian tuan Luv.”
“Tunggu dulu! Luv?” tanya Helvin tak percaya. Bahunya yang sedari tadi bersandar terangkat.
“Benar. Beberapa tahun lalu, tepatnya lima tahun lalu, tuan Luv berkunjung ke daerah Gunung Hitam. Namun, seseorang membunuhnya dan Kaum Gelaplah yang disalahkan. Kaum Terang tidak terima. Mereka—“
“Ayo, kita bicarakan di tempat lain!” potong Helvin seraya membimbing Serj menuju sebuah kamar yang begitu hitam. Helvin menggunakan kegelapannya untuk membuat perlindungan agar siapa pun tak bisa mendengar dan menggangu percakapan mereka.
Di ruangan tanpa cahaya sedikit pun itu, Helvin mendengarkan semua cerita Serj. Bahwa Kaum Gelap telah menjalani persidangan dan karena tak ada bukti yang kuat, mereka dibebaskan. Akan tetapi, kaum Terang yang tidak terima dan yakin bahwa pembunuh Luv adalah Kaum Gelap menyebarkan desas-desus tak benar tentang Kaum Gelap. Kemudian Kaum Gelap diculik dan dibunuh.
“Kenapa kaum lainnya diam saja?” tanya Helvin setelah Serj selesai bercerita.
“Aku tidak tahu. Sepertinya mereka diancam dan diberikan pemahaman yang salah tentang kita.”
“Lalu… bagaimana bisa kau masih hidup?”
“Kebetulan, ketika peristiwa itu terjadi, aku dan beberapa murid Arsen yang lain sedang menjalankan tugas untuk mencari cahaya hitam di Lembah Sunyi.”
Helvin tertegun. Ia ingat bahwa itu adalah tugas jika seorang Kaum Gelap ingin menjadi seorang Prajurit Gelap. Golongan yang nantinya bertugas menjaga kedamaian di Gunung Hitam, yang menjaga lubang hitam tetap tersembunyi.
“Umbrya membutuhkanmu, Paman.”