CAHAYA

Maryanih
Chapter #1

Chapter #1

1993

Sinar matahari mulai terasa panas ketika mereka para siswa SMA mulai meninggalkan sekolah ketika sudah mendapatkan pengumuman dimana mereka akan melakukan ujian UMPTN yang akan di lakukan besok pagi.

"Rin, kamu mau ikut ke lokasi ujian besok ga? kalau mau kita mau kesana biar besok pagi kita ga repot-repot lagi, takutnya besok kita terlambat." Kata Santi pada Riyanti yang biasa dipanggil Ririn.

"Boleh. Kita lokasinya di daerah Roxy ya?" tanya Ririn.

"Iya. Makanya kita mau cari lokasinya dulu. Soalnya masih asing banget," jawab Santi.

"Iya juga sih." jawab Ririn. "Boleh deh aku ikut, sama siapa aja?"

"Itu sama Kiki, Leny terus ada Tuti juga," jawab Santi.

"Ya udah, kita langsung berangkat kan?"

"Iya. Ayo kalau mau mesti cepat!" kata Santi lagi.

Mereka berlima segera naik mobil angkutan umum yang melintas di depan sekolah mereka dengan penuh rasa ingin tahu yang begitu besar untuk melihat lokasi sekolah yang akan menjadi tempat mereka ujian besok. Mobil angkutan umum dimana mereka berada di dalamnya mulai memasuki terminal Cililitan sehingga mereka berlima segera bersiap untuk turun dan melanjutkan kembali dengan naik bis kota.

"Kiki, kita naik bis apa?" Tanya Tuti pada Kiki yang katanya tahu lokasi sekolah tersebut.

"Kita naik bis kota jurusan Kalideres atau Grogol," jawab Kiki.

Setelah menemukan bis jurusan Grogol dan ternyata bis tersebut adalah bis tingkat membuat mereka semua tertawa gembira karena ini pertama kalinya mereka naik bis tingkat.

"Jauh ga Ki?" tanya Leny.

"Lumayan jauh," jawab Kiki.

Bagi mereka perjalanan menuju Kalideres adalah pengalaman baru karena sebelumnya mereka hanya tahu wilayah Pasar Baru, Senen dan Blok M. Sedangkan Kalideres mereka baru mendengarnya sekarang sehingga mereka tidak tahu apalah jauh atau dekat lokasi tersebut.

Setelah menempuh perjalanan hampir sejam mereka tiba di lampu merah Grogol sehingga mereka segera bersiap untuk turun.

"Kita turun di depan terus kita nyebrang, nanti kita naik kopaja yang lewatin Roxy kita nanti turun di Topaz," beritahu Kiki.

"Jauh banget ya Ki," Kata Tuti mulai merasa lelah.

"Ya begitu deh. Ayo kita nyebrang," katanya pada teman-temannya.

Mereka menunggu bis kopaja yang akan membawa mereka menuju Topaz atau Tomang Plaza karena lokasi tersebut adalah patokan sekolah yang akan mereka tuju. Wajah bingung dan rasa ingin tahu membuat mereka tengok kanan kiri untuk mencoba mengenali wilayah yang akan mereka datangi lagi besok. Pembangunan jalan di sekitar Kampus Trisakti begitu berdebu dan penuh dengan seng pembatas pembangunan jalan. Tidak ada yang mereka lihat selain jalan berdebu dan seng-seng yang menutupi daerah yang akan dibuat pelebaran jalan. Sampai akhirnya mereka mendengar kondektur berteriak kata Topaz.

"Topaz kiri Bang!" kata Kiki begitu juga dengan yang lainnya.

Dengan cepat mereka turun dari Kopaja dan mereka mulai mencari lokasi tersebut dengan wajah yang teramat sangat lelah karena sinar matahari begitu panas.

"Ki, itu ada petunjuk arah lokasi yang kita tuju," Beritahu Ririn pada temannya.

"Eh iya bener. Yuk kita kesana," ajaknya.

Dengan penuh semangat karena akhirnya mereka berhasil menemukan lokasi tersebut membuat mereka lega, dan tiba-tiba Ririn tertawa begitu menyadari kalau sebelumnya dia pernah ke lokasi tersebut karena ia mempunyai kerabat yang tinggal di Gang Subur Roxy.

"Kamu kenapa ketawa Rin?" tanya Leny.

"Aku baru nyadar, Roxy itu ternyata nama tempat sodara aku tinggal. Walaupun bukan di sini letaknya," jawab Ririn.

"Ah dasar kamu mah." jawab Leny dan Tuti.

Mereka melihat lokasi tersebut dengan rasa puas karena akhirnya mereka menemukan tempat tersebut meskipun harus bersusah payah untuk menemukan alamat yang mereka tuju. Setelah menemukan nya mereka segera kembali pulang kerumah dengan perasaan lega.

"Rin, besok mau berangkat bareng sama aku atau kita masing-masing aja?" tanya Santi pada Ririn ketika mereka sudah berada di angkot yang menuju rumah mereka.

"Bareng aja. Pagi-pagi aku ngeri ah." jawab Ririn tertawa.

"Sip. Besok kita ketemu dimana? atau kamu mau kerumah aku aja?" tanya Santi.

"Kamu lewatin rumah aku kan? kalau gitu aku tunggu didepan rumah aja ya," kata Ririn.

"Eh iya lupa kalau aku lewatin rumah kamu ya,' sahut Santi tertawa.

Akhirnya diputuskan bahwa Santi akan menjemput Ririn besok pagi dan bersama-sama mereka akan menuju lokasi yang tadi sudah mereka survey. Ketika mobil yang mereka tumpangi sudah mendekati rumah Ririn dan dia segera bersiap.

"Aku duluan ya San. Besok aku tunggu ya. Pagi-pagi aku pasti sudah berada di depan rumah," kata Ririn pada Santi yang masih duduk di dalam angkutan umum.

"Iya." jawab Santi sebelum mobil kembali melaju meneruskan rute nya.

Masih dengan wajah letih meskipun terlihat puas Ririn membuka pintu pagar dan menutupnya kembali. Orang tuanya membangun rumah mereka dengan jarak 5 meter dari jalan Raya. Sebelum kendaraan roda empat se ramai ini, ayahnya lebih memilih membuat pagar dengan tanaman agar tetap hijau dan juga menghalangi debu yang masuk ke teras rumah. Tetapi sejak makin ramai Ayah membuat pagar besi di depan tanaman angsana dan pohon teh teh an untuk menjaga keamanan rumah mereka. Yang sebenarnya bertujuan jangan sampai ada kendaraan yang nyelonong masuk ke halaman rumah mereka.

"Assalamualaikum."

"Waalaikum salam. Kok baru pulang Rin, kemana aja? ibu udah khawatir kamu belum juga pulang." tanya ibu nya dengan rasa khawatir.

"Maaf bu, Ririn lupa ngabarin ke Ibu. Soalnya tadi Ririn udah ditunggu teman-teman," Jawab Ririn dengan rasa bersalah.

"Lain kali jangan seperti itu. Kamu tahu ibu sudah bingung mau cari kemana, mau tanya ke siapa? di sini ga ada yang satu sekolah dengan kamu," Kata Ibu masih dengan rasa khawatir membuat Ririn makin merasa bersalah.

"Maafin Ririn Bu. Ririn tadi survey tempat buat ujian besok."

Lihat selengkapnya