Cala yang Berlubang

Nayaka Ashaki
Chapter #1

Bab Satu

Suara musik berdentam tenggelam dalam netra yang disuguhi ratusan binar bintang. Di lantai teratas gedung bertingkat lima, duduk seorang gadis menggenggam sekaleng minuman. Tangan kirinya memperbaiki liukan rambut oleh bengisnya angin malam.

Merasa kegiatan memandangi bintang menjadi terganggu, diletakkan sebentar kaleng minuman berwarna biru ke lantai semen di sebelah kanan sepatunya. Tudung jaket berwarna biru elektrik ia naikkan.

“ VIP berada ditempat yang dibenci VIP lainnya. “ Seorang lelaki dengan pinggang berbalut apron maroon duduk di samping gadis yang telah mengalihkan pandangan kembali pada langit berbintang.

“ Kerjaan lo udah selesai ?. “

“ Udah. Angin kenceng dan udaranya dingin. Lo bakal sakit kalau lama di sini, Kin. “

Yang diajak berbicara hanya menoleh lalu menggeleng.

I am okay. “

“ Dan yang lebih penting lo harus segera pulang. Berhenti kabur dari rumah. Secepatnya mereka akan menemukan keberadaan lo. “

“ Iya, Gas. Gue pasti segera ditemukan dalam waktu dekat. “

“ Menurut lo seminggu ini mereka benar-benar kesulitan ?. Yang lebih tepat adalah orang tua lo masih membiarkan. “

“ Tambahannya membiarkan lo berfikir kalo unggul dan merasa di atas angin. “ Lelaki berapron maroon itu berdiri lalu mengepalkan tangan, terlihat frustasi untuk membujuk si gadis bertudung yang seperti tengah asyik bercengkrama dengan salah satu titik berkilau.

“ Gue juga tahu hal itu. “

“ Yaudah lo pulang sekarang, Kina. “

Si gadis menghabiskan minumannya masih dengan gerakan santai dan tenang. Mengabaikan kawan di sebelah kiri yang mondar-mandir.

“ Karena gue lebih dari sekedar paham dan mengerti bisa kapan aja ditemukan, biar gue menikmati setiap detiknya, Gas. “

“ Oke. Terserah. “ Gas hendak mengambil kaleng kosong di tangan Kina yang saat ini sudah berganti posisi menjadi berdiri namun masih memaku tatapan pada langit.

“ Gue bisa buang sendiri. “ Kina berjalan menuju sebelah barat Gas, di mana sebuah tong besar yang menampung sampah berdiam diri.

Gas menyerah berdialog dengan si Nona Keras Kepala yang sudah berjalan menuruni tangga, entah akan menuju kemana. Sangat sulit menebak keinginan dan isi hatinya. Untuk memastikan keselamatannya, Gas mengikuti dalam diam. Mengawasi kerumunan orang yang masih sibuk dengan urusan masing-masing.

Lihat selengkapnya