Beberapa waktu kemudian, Rais telah mengenakan pakaian serba hitam dan terbang di atas atap-atap rumah. Bahkan apartemen tempat Malikha tinggal pun tidak luput dari langkah kakinya.
Ia melanjutkan perjalanannya hingga ke luar kota, bahkan pepohonan juga dilewatinya dengan zig-zag. Rais benar-benar melayang dengan mantap.
Rais mendarat di tengah sebuah hutan dan menyusurinya. Ia memasuki hutan lebih dalam dan menuju ke arah kegelapan. Ia terus masuk hingga dasar angin dingin bertiup ke arah wajahnya. Lalu dinyalakannya senter yang ia bawa, dan diarahkan ke sejumlah arah.
Lalu Rais teringat kejadian di masa lalu.
9/11.
Rais melihat sebuah lubang yang cukup besar. Ia lalu memasang senternya di kepala untuk alat penerangan.
Itu adalah lubang yang dibuatnya beberapa hari silam.
Saat ia menganggap lubang yang ada telah menjadi cukup besar, Rais memasukinya. Ia berada di dalam sebuah lorong yang cukup besar untuk dilewati.
Rais mendengar sebuah suara.
Suara air mengalir.
Rais mencari arah sumber suara tersebut. Ia mengubah posisi tubuhnya untuk memanjat di sela-sela lorong. Tidak lama kemudian, Rais menemukan apa yang dicarinya.