Malam ini adalah sebuah malam minggu. Tidak heran panti pijat milik Alam Al Ghozy begitu penuh dan ramai. Al Ghozy mendengarkan suara orang-orang tertawa yang bercampur dengan suara para pemijat menembus dinding kantornya.
Sambil duduk bersandar di kursi kulitnya, ia menghadapi seorang pria kurus pucat di depannya. Di belakang Al Ghozy, pengawalnya berdiri dengan setia, persis seperti seekor anjing penjaga.
“Keadaan ini cukup buruk, Al Ghozy.” Kata Jonathan Niles. “Sudah ada yang mencium semua ini.”
“Hei, kawan, apakah kau takut? Kau ‘kan sudah tahu bagaimana ini akan bekerja. Tidak ada yang perlu kau khawatirkan.”
“Aku akan dengan senang hati mempercayaimu, asalkan aku tahu siapa yang akan membayar kepercayaan itu.”
“Dengar, bagiku uang tidak pernah menjadi masalah.”
Niles bersandar ke kursi di belakangnya. Sekilas ia nampak gugup.
Sebenarnya tidak, ia sama sekali tidak gugup.
“Aku tahu, dan aku juga tahu bahwa kau tidak merasa terintimidasi olehku. Dan aku juga tahu bagaimana kau bekerja. Tapi ketika dia datang...” kata Niles.
Al Ghozy menegakkan badannya sebelum Niles menyelesaikan ucapannya.