CALIPH

Rizki Ramadhana
Chapter #42

Menyelami Kegelapan

Beberapa menit setelah dibuka, tempat milik Al Ghozy sudah tidak memiliki lagi kapasitas untuk menampung pelanggannya. Udara di sana sudah dipenuhi asap dan aroma minuman keras tercium di mana-mana. Suara orang di dalam dapat terdengar dari luar sana. Tapi tidak ada orang di dalam yang peduli akan hal itu.

Hakim Berndtner duduk di antara dua perempuan cantik yang melayaninya sambil meminum koktail. Al Ghozy nampak sangat bersahabat dan menyambut si penegak hukum tersebut di tempatnya.

“Al Ghozy,” Kata Berndtner saat melihat orang itu pergi. “Kau mau ke mana?”

“Ada yang harus kutangani. Pastikan saja kau nyaman di sini.”

Berndtner yakin bahwa ia memang akan memiliki waktu yang indah di sini. Ia merapatkan tubuh gempalnya kepada dua orang perempuan di sampingnya sambil membisikkan sesuatu kepada mereka. Mereka bertiga pun bangkit dari tempat itu, dan pergi ke luar tempat Berndtner memarkir mobilnya. Supir Berndtner membuka pintu dan mempersilakan kedua perempuan tersebut untuk masuk.

Si supir lalu menutup pintu mobil. Ia menghangatkan tangannya dengan cara menggosok-gosokkan kedua tangannya tersebut sambil melihat ke sejumlah arah. Jelas sekali bahwa ia merasa kedinginan.

“Ada yang mau Anda tunggu lagi?” tanya si supir kepada si hakim.

“Ayo berangkat.” Jawab si hakim.

Para perempuan yang berada bersamanya tertawa mengikik.

Si supir mendekati mobil, namun ia terpeleset. Si hakim mendekatinya dan membentak orang tersebut. Si supir meminta maaf dan segera mengemudi.

“Sudahlah, biarkan saja.” Kata salah satu perempuan.

Mobil si hakim segera menyala dan bergerak dengan kecepatan tinggi, meninggalkan panti pijat di belakang mereka. Si supir sambil tersenyum. Ia melihat ke arah sebuah alat penerima dan menemukan citra gambar si hakim dan perempuan-perempuan yang bersamanya.

Ia pun mengangguk-angguk.

“Belum sempurna, tapi pasti akan berguna.” Batin Rais Hoetomo, si supir.



Detektif Hamzah masuk ke dalam ruangan Al Ghozy.

“Aku membutuhkanmu besok saat pengiriman.” Kata Al Ghozy.

“Ada masalah?”

“Aku tidak ingin ada masalah dengan jaminan pengiriman. Ini adalah pesanan langsung dari Imam Besar.”

“Tentu saja, kau tidak perlu khawatir. Semua akan berjalan sesuai pesanan.” Kata Hamzah. “ Hanya saja, kau harus mengurusi sesuatu di kantor kejaksaan.”

“Begitu? Kenapa demikian?”

“Kau harus membayar sebuah harga untuk pekerjaan itu.”

“Apa maksudmu sebenarnya, Hamzah?”

“Apa kau ingat gadis yang kuceritakan kemarin? Dia pejuang yang sangat ulet di kantor kejaksaan. Ia telah menyelidiki semua berkas yang mencurigakan. Sekarang ia sedang mencurigai aliran barang dari perusahaanku. Perlu cukup banyak hal untuk membungkamnya, bahkan untukmu.”

“Jangan remehkan aku. Semua hal bisa kulakukan di negara ini.”

Lihat selengkapnya