CALIPH

Rizki Ramadhana
Chapter #44

Perang

Beberapa unit mobil telah berada di bandara udara. Lampu bandara telah menjadi kabur karena kabut yang muncul.

Sejumlah orang sedang mengangkut barang-barang yang menjadi bagian pekerjaan mereka. Mereka telah berada di sana selama empat jam, mengikuti instruksi Mr. Al Ghozy, dan mereka dengan patuh mengikuti paksaan bosnya agar mengangkut barang dari sana menuju gudang.

Malam menjadi semakin dingin, membuat orang-orang harus bergerak lebih cepat agar tidak kedinginan. Tiba-tiba sebuah cahaya dari mobil sedan yang datang ke sana, juga secara tiba-tiba, membuat mereka berhenti bekerja.

Detektif Hamzah turun dari mobil dan naik ke tubuh salah satu truk di sana. Ia masuk ke bagian pengangkut dan meraih beberapa dus. Dibukanya dus yang diraihnya, lalu memeriksa isi di dalam dus-dus tersebtu.

“Bagus.” Katanya.

Hamzah turun dan menuju tempat sebuah SUV berada di ujung jalan. Wakil Al Ghozy sudah menunggunya di dalam.

“Kelihatan bagus di sana.” Kata Hamzah. “Sepertinya akan lancar.”

“Dan pastikan jangan ada yang mengganggu orang kita di suatu tempat.” Kata wakil Al Ghozy.

“Apa yang menjadi masalah?”

“Jangan sampai hal kecil menghambat kita. Terlebih jika kita meremehkannya.”

“Ada yang akan menghambatmu?”

“Sepertinya demikian.”

Di luar sana, pekerjaan mengangkut muatan dilanjutkan di bawah penyinaran cahaya yang semakin mengabur. Erie, salah satu pekerja, mengangkut sebuah dus besar dan meletakkannya ke samping sejumlah dus lainnya. Bernie, temannya, masuk ke sudut gelap untuk merapikan beberapa hal.

Tidak lama kemudian terdengar suara auman. Bernie terpancing keingintahuannya.

“Eric?” panggilnya sambil menyebut temannya.

Tidak ada jawaban.

Bernie mengambil pistol di sakunya dan berjalan menuju arah auman.

“Ayolah... ini bukan waktunya bermain-main.” katanya.

Salah seorang temannya datang, juga dengan pistol di tangan.

Di belakang mereka, sesuatu muncul menutupi cahaya.

Mereka berdua mengarahkan pistolnya kepada sesuatu itu. Sesuatu itu menjatuhkan dirinya ke tanah, dan teman Bernie berusaha mengangkat senjatanya, sambil berusaha mengetahui apa yang sedang jatuh tersebut. Sesuatu itu mengangkat benda di sampingnya dan membuangnya ke arah kedua orang tersebut.

Barang yang dibuang itu terburai.

Bernie terkejut.

“Apa-apaan...”

Sesuatu itu mengembangkan...semacam sayap.

Entah apa itu bagi Bernie, yang jelas ia merasa sangat ketakutan. Bernie pun lari.

Jantungnya berdegup sangat kencang. Napasnya tersenggal-senggal. Ia berlari mengitari dus-dus dan kontainer-kontainer yang menghalangi jalannya, lalu terus kabur menuju jalanan.

Di depannya, sesosok hitam mencegat dirinya.

Bernie berteriak ketakutan.

Di dalam limo, wakil Al Ghozy dan Hamzah mendengar teriakan tersebut.

Hamzah turun untuk memeriksa keadaan di sekitar bandara.

Lihat selengkapnya