Calon Imam

Fadhillah Hanum
Chapter #7

7. Hati-Hati Dengan Hati

Habibie sedang mengoleskan salep pereda nyeri pada kakinya saat Marwa mengetuk pintu kamar lelaki itu.

"Dek, Ummi boleh masuk?"

"Iya, masuk aja Mi."

"Kaki kamu masih nyeri, ya? Kok pake itu? Obatnya udah habis?"

"Masih Mi, tadi udah makan kok, nih sisa sekali lagi buat entar malam. Enak aja kalo dioles ini."

"Kompres pake es lagi, mau? Ummi siapin?"

"Uhm... Boleh deh, Mi."

Marwa keluar dari kamar putra keduanya itu. Lalu menyiapkan selembar handuk dan sebaskom kecil es batu. Tak lama Marwa kembali ke kamar Habibie. Retak di kaki Habibie sudah mulai membaik. Dokter juga sudah membuka gips-nya. Hanya ia belum boleh terlalu banyak beraktivitas. Beruntung kantor memberinya cuti panjang selama masa penyembuhan.

"Gimana? Masih pengin naik motor, Dek?"

"Masih lah, Mi. Motor is my life," kelakarnya sambil tertawa menampilkan barisan gigi yang rapi.

"Ish, dasar."

Dua minggu terakhir memang Habibie sudah mulai mencoba berjalan tanpa bantuan tongkat. Masih sedikit nyeri, tapi ia tak mau berlama-lama menggunakan penyangga. Rasanya memang kurang nyaman.

Lihat selengkapnya