"Vit, nanti kamu gantiin aku ya?" pinta Margaretha yang sedang bertugas di penitipan barang.
Evita yang baru datang dan langsung berdiri di samping penitipan barang mengangguk setuju, "Oke, Mbak!"
"Rajin banget sih kamu, Vit? Baru jam 12 lewat seperempat udah datang?"
"Sekarang aku kan kost Mbak, gak tinggal di rumah Tante lagi. Kost ku dekat sini, kalau potong kompas lewat gang samping, lima menit juga sampai." jawab Evita menjelaskan.
"Tapi kalau pulang shift dua sebaiknya ambil jalan besar saja, jangan lewat situ, Vit! Bahaya! Di lorong itu kalau malam, sepi dan gelap!" ujar Margaretha memperingatkan.
"Loh iya ta, Mbak? Aku baru tau tadi ada jalan pintas itu, lebih adem karena sinar matahari terhalang tembok tinggi. Mau lewat jalan biasa kok panas banget. Muter lagi!"
"Iya memang kalau lewat situ gangnya adem meskipun sempit. Kalau siang mungkin masih ada beberapa orang lewat ya? Mesti jalan kaki soalnya, saking sempitnya, motor gak bisa lewat situ. Cuma cukup buat orang jalan kaki aja. Dua orang jalan selipan juga mesti miring kayaknya," tutur Margaretha lagi.
"Iya Mbak, tadi saja aku jalan sendirian. Sepi tapi cepet sampai sini. Enaknya lagi aku gak kepanasan, hehehe!" cetus Evita santai.
"Kamu lagi nungguin siapa, Vit?" Margaretha memperhatikan Evita yang terlihat santai menyandarkan bobot tubuhnya ke lemari penitipan.
"Nungguin Era Mbak, anak konter kemeja. Kemarin aku nitip nasi bungkus buat makan siang nanti. Dia beli di tetangganya yang buka warung di pasar. Murah, kalau dia yang beli biasanya dikasih banyak nasi sama lauknya!"
"Di tempat kost kamu gak masak?"
"Gak masak, Mbak. Tempat kost ku kan dekat pasar krempyeng. Kalau pagi biasanya beli nasi campur atau pecel di situ. Ada nasi sate Madura juga, sebungkus cuma 250 perak. Udah dapat nasi, sate tiga tusuk dan serundeng," jelas Evita. Dari sudut matanya ia melihat Era sedang berjalan ke arahnya. Ditangannya ada kantong plastik kecil yang langsung diacung-acungkan ke arah Evita.
"Nunggu dari tadi ya?" sapa Era saat sudah berada di depan Evita sembari menyerahkan kantong plastik yang dibawanya.
"Lumayan. Eh, aku nanti jaga di sini!" kata Evita sambil menunjuk tempat penitipan barang.