"Seorang istri akan tetap setia walau suaminya mempunyai kekurangan. Sudah menjadi tugas istri untuk menutupi segala kelemahan suaminya itu. Jangan sampai orang lain mengetahui apa saja yang terjadi dalam rumah tangganya."
Arum meminta waktu Camila untuk berbicara empat mata dengannya, sambil menunggu jadwal penerbangan ke Jogja sekitar tiga puluh menit lagi. Ia meraih kedua tangan anak bungsunya itu untuk digenggamnya.
"Jadilah istri yang baik dan patuh pada suami. Jaga tata krama di rumah mertuamu. Jangan lupa untuk selalu santun ketika berbicara dan juga bersikap. Tunjukkan hal-hal baik yang bisa kamu lakukan untuk suamimu dan keluarganya," lanjut wanita paruh baya itu yang kemudian memeluk Camila.
Camila dapat merasakan kasih sayang serta kehangatan tak terbatas yang bisa diberikan oleh seorang ibu pada anaknya. Ia menghirup aroma ibunya yang sebentar lagi berjarak. Merekamnya agar bisa disimpan dalam bagian kenangan indah hidupnya. Camila tidak mampu menghalau rasa sedih karena harus berjauhan dengan wanita yang telah berjasa membesarkannya. Setelah itu ia berjalan menghampiri keluarganya yang lain. Matanya tertuju pada kakak perempuan satu-satunya.
“Jaga Ibu, ya, Mbak,” pintanya pada Calila.
“Kamu tenang aja soal Ibu. Kamu yang harus jaga diri kamu sendiri sekarang,” ujar wanita berkacamata persegi itu.