Can I Be The One

Liza Aprilia Y
Chapter #1

Prolog

Takdir semesta memang sulit ditebak. Kadang semesta terlalu mempersulit, kadang terlalu mempermudah. Dengar-dengar, banyak cerita yang berawal dari penantian dan kesulitan akan berakhir bahagia. Namun menurutku cerita ini sama sekali tidak berakhir bahagia.

Tahun ini usiaku yang sudah ada angka empat dibelakang angka dua. Sabrina, mereka sering memanggilku. Namun Sam lebih sering memanggilku "Sab". Aku lulusan Pendidikan Bahasa Indonesia. Sekarang aku sudah memasuki tahun kedua bekerja di sebuah penerbit. Kadang aku merasa iri dengan novel-novel yang sedang aku seleksi. Banyak cerita yang berakhir bahagia. Bahkan pada cerita yang terlalu berbelit-belit sekalipun tokoh utama tetap mendapatkan apa yang dia impikan di akhir cerita.

Ah, aku memang banyak melantur belakangan ini. Maklumi saja ya. Semenjak Sam meminta aku menemaninya untuk membeli cincin waktu itu, membuat aku galau tak karuan seperti ini. Bahkan Sam mencocokkan cincin tersebut di jariku. “Sam ini sudah gila apa gimana?” pikirku saat itu. Sam akan melamar seorang perempuan yang dia idamkan sejak SMA. Perempuan itu sempat memperlakukannya buruk dulu, namun Sam tetap saja ingin memiliki perempuan itu.

Aku dan Sam adalah teman yang sangat rekat. Ketika dia jatuh, akulah yang membantunya bangkit. Namun ketika dia sudah bangkit, Sam berlari ke perempuan itu. Sam merasa perempuan itulah yang layak mendapatkan buah yang sudah dipetiknya. Padahal aku yang membantu Sam menanam buah tersebut. Tapi Sam enggan memberikannya untukku. Sam memang sudah tak waras.

Aku dan Sam sudah berteman selama empat belas tahun. Terbilang sangat lama bukan? Ikatan lama itu terjalin karena aku meminta kepada semesta untuk menjadikan aku sesuatu dalam hidupnya Sam. Terkabul. Kini aku menjadi sahabatnya. Namun permintaanku kurang tepat, aku inginnya, aku menjadi pelengkap tulang rusuknya Sam. Harusnya empat belas tahun yang lalu, aku minta saja langsung kepada semesta untuk menjadikan aku dan Sam berjodoh. Dan kami hidup bahagia selamanya, seperti fiksi-fiksi yang baru saja selesai aku seleksi ini.

Lihat selengkapnya