Can I Be The One

Liza Aprilia Y
Chapter #10

Aapakah Angan Akan Jadi Kenangan?

Perlahan, tiap langkah yang menciptakan jarak mampu menepikan semua angan. Angan-angan yang kurajut tersimpan rapi di pikiranku. Semakin lama terbiarkan, semakin menjadi kenangan manis. Semakin sulit di lupakan. Semakin terasa rindunya, semakin terasa perihnya. Dulu aku berpikir, dengan aku jauh dari Sam bisa membuat aku melupakannya. Pikiranku salah, semakin dilupakan semakin teringatkan.

Semenjak dua menjak aku mendapat peringatan dari papa dan mama, aku sudah tidak lagi bertemu dengan Sam. Berkomunikasipun seadanya, dengan berbagai alasan aku menolak semua ajakan Sam. Sungguh aku bukan tipe anak yang tidak nurut dengan orang tua, tapi keadaan memaksakanku untuk keluar jalur sedikit.

Sebulan aku di Bandung, dua minggu ditemani mama dan bang Reza dan sekarang aku sendiri di kos yang tidak jauh dari kampus ku. Aku di terima di Universitas Pendidikan Indonesia, kampus impianku sejak SMP. Beruntung sekali mimpiku yang berlandaskan keyakinan itu bisa menjadi kenyataan.

Sudah satu bulan di Bandung aku tidak tau bagaimana kabar Sam. Dimana dia berkuliah, gimana dengan Zizi nya itu, gimana dengan gitarnya dan lainnya. "Sab, keluar yuk!" Isi pesan Sam yang sampai sekarang tidak ku hiraukan. Sudah sangat lama, bagiku sebulan tidak dengan Sam sama dengan setahun. Maaf, aku memang sedikit berlebihan. Tetapi memang seperti itu rasanya. Berat, sangat-sangat berat.

Sebulan lebih dua minggu berada di Bandung, atau lebih tepatnya enam minggu di Bandung, Sam menghubungiku. Aku sedang menjalankan kuliah minggu pertama, dengan mudahnya Sam mengajakku berlibur. Bahagia sekaligus kesal mendapat telpon dari Sam. Bahagianya karena dadaku yang terus menahan rindu rasanya sedikit lebih lega. Kesalnya, dia mengajakku bolos kuliah.

Mendapat penolakkan dan umpatan dariku membuat Sam mengambil keputusan cerdas. "Aku lagi butuh kamu banget, yaudah besok aku ke sana." Dengan mudah Sam mengatakan ia akan ke Bandung besok. Padahal baru menit itu juga aku mengatakan bahwa aku berada di Bandung. Rasanya tidak mungkin besok Sam akan Ke Bandung. Sam tidak pernah ke Bandung, tentu terlebih dahulu ia harus mempersiapkan bekal untuk ke Bandung. Dan mempersiapkan bekal itu tidak mungkin bisa dalam hitungan jam.

***

"Jangan panggil aku Sam, kalau aku tidak pernah bisa menepati janjiku." Sam merapikan rambutnya yang agak gondrong.

Aku sedang berada di taksi menuju kos, bersama Sam tentunya. Ternyata Sam benar-benar menepati perkataannya kemarin. Ia sudah di Bandung sekarang, bahkan ia menjemputku di kampus walaupun dengan taksi. Itulah Sam, selalu bisa membuat aku salut.

"Iya deh iya, tapi kamu gak bisa nginap di kos aku loh ya!" tegasku.

Lihat selengkapnya