Sabrina, aku tau kamu sebenarnya ingin tau jawaban yang telah kamu timbun lama. Maka, biarkan aku menuliskannya. Aku hanya ingin kamu membacanya saja, aku sudah mengubur harapan yang sia-sia itu sangat dalam. Aku hanya tidak mau kamu menyesal lagi. Maaf aku ditakdir sebagai tokoh yang yang mempersulit cerita hidupmu Sabrina.
Sab, pertama kali aku melihatmu di posko pengungsian kala itu. Sebetulnya aku sudah sangat lama memandangi kamu di sana. Tidak tau kenapa aku juga berjongkok dan terdiam menyaksikan kamu. Entah kenapa aku malah jadi membawamu masuk ke dalam tenda. Maaf aku sudah tidak bisa lagi mengingat soal itu.
Sabrina, kisah SMP aku terasa sangat menyenangkan bersamamu. Terasa seperti sedang berpetualang. Mulanya aku tidak percaya bahwa orang yang berada di mobil ayahku adalah kamu yang pernah aku temui di pengungsian. Masa-masa SMP aku terasa agak menggelikan setelah dingat-ingat lagi. Aku berlagak seperti orang dewasa ya saat itu?