Can I Kiss You Again?

Lilian
Chapter #2

Old Friend

Setelah kunjungannya ke binatu, Emily mendapat hukuman karena dia berkeliaran di kota sendirian. Emily masih harus melakukan tugasnya, bahkan tugasnya semakin bertambah. Sekarang Emily harus mencuci pakaian di rumah kakek-neneknya sampai ayahnya memperbaiki mesin cuci di rumahnya, atau membeli mesin cuci baru. Sebulan berlalu dan Emily sudah bebas dari hukumannya, dia bebas pergi ke mana saja asalkan ada orang dewasa yang menemani dia. Tidak hanya itu, Emily tidak boleh pergi ke sembarang tempat tanpa izin ayahnya. Emily tidak peduli dengan hal itu, dia hanya merasa senang akhirnya hukumannya berakhir.

Sebaliknya Alex masih sedikit marah dan tidak habis pikir dengan kelakuan Emily. Alex terpaksa menghukum Emily, walaupun dia tidak menginginkan hal itu. Disisi lain Alex tidak ingin terlalu santai dan membiarkan Emily bebas setelah melakukan hal yang begitu ceroboh dimatanya. Perasaannya terasa campur aduk. Tidak pernah terpikir oleh Alex menjadi orang tua lebih sulit dari yang dia kira.

Setelah lembur, Alex datang ke rumah orang tuanya untuk menjemput Emily. Keuntungan tinggal berdekatan dengan orang tuanya adalah dia memiliki seseorang yang dia percayai dengan putrinya.

“Mah, dimana Emily?” tanya Alex yang masuk melalui pintu belakang.

“Ya ampun! Bisakah kamu berhenti masuk dari pintu belakang?” ucap Emma yang terkejut dengan kehadiran Alex.

“Maaf, kebiasaan,” balas Alex sambil tertawa kecil. Sejak kecil Alex selalu masuk melalui pintu belakang jika dirinya ingin atau habis melakukan sesuatu yang orang tuanya tidak sukai.

“Emily sedang tidur dikamarnya. Biarkan saja dia tidur di sini malam ini. Mama tidak mau kamu repot-repot menggendong Emily ke rumah kamu.”

“Baiklah, terima kasih sudah menjaganya,” ucap Alex. “Di mana ayah?”

“Di garasi, sedang memperbaiki mobil seperti biasa,” jawab Emma. Suaminya adalah seorang mekanik.

Tanpa berkata apa pun, Alex berjalan ke garasi. Dia ingin membicarakan tentang kunjungan Emily ke binatu dengan ayahnya. Dia tidak ingin membicarakan Emily secara spesifik, dia ingin membicarakan seseorang yang ditemui Emily. Ketika Emily bercerita tentang orang itu, Alex benar-benar terkejut dan tidak mempercayai hal itu. Dia tidak menunjukkan ekspresi terkejut atau tidak percaya saat Emily bercerita, tetapi dia menjadi gugup setelah mendengarnya.

Sesampainya di garasi, ayahnya sedang sibuk memperbaiki mesin mobil. Dia bahkan tidak menyadari bahwa putranya berada di dalam satu ruangan dengannya. Alex menghela nafas sedikit, ayahnya selalu terbawa suasana saat sedang memperbaiki mobil. Alex bisa mengoceh berjam-jam dan ayahnya tidak akan mendengarkannya. 

Maka dari itu, Alex berpura-pura batuk agar ayahnya menyadari keberadaannya.  

“Ayah, bisakah kita berhenti sebentar?” ucap Alex yang membuat ayahnya berhenti melakukan pekerjaannya.

“Ada apa, Nak?” tanya David sambil merapikan peralatannya.

“Ayah tahu kalau Emily pergi ke binatu sendirian, bukan?”

“Tentu saja! Kenapa dia melakukan hal itu lagi?”

“Tidak, Tuhan, tidak. aku harap tidak lagi,” balas Alex yang mengingat betapa frustasi dirinya saat Emily melakukan itu. “Ini tentang seseorang yang membantunya.”

“Oh, Darcy. Mengapa?”

Alex tersentak. “Dia ada di sini dan Ayah tidak memberitahuku?!”

David memutar matanya mendengar pernyataan Alex. “Dewasalah!” ucapnya dengan nada sinis. “Hanya karena mantan pacarmu ada di sini bukan berarti kamu tidak bisa tinggal di sini. Ayah tidak percaya kamu menyia-nyiakan gadis cantik itu untuk seseorang yang hampir tidak kamu kenal,” ucapnya yang tampak kecewa. “Buruk dalam memilih wanita,” candanya sambil tertawa kecil.

Lihat selengkapnya