Can I Kiss You Again?

Lilian
Chapter #3

Don't Forget Me

Ketika ibunya sakit, Darcy memutuskan untuk tinggal kembali bersama ibunya. Itu tidak ideal, tetapi dia menemani sang ibu sampai napas terakhirnya. Kematian sang ibu mengejutkan baginya. Darcy memutuskan untuk tinggal di rumah tempat dia dibesarkan dan menghabiskan masa kecilnya. Dia membuang karier besarnya hanya untuk tetap berada di tempat peristirahatan terakhir ibunya. Darcy menggunakan uang warisannya untuk membangun bisnis untuk dirinya sendiri. Segalanya tampak baik-baik saja selama dua tahun terakhir dia pindah kembali.

Sampai Alex kembali. Darcy tidak pernah menyangka teman masa kecilnya dan mantan kekasihnya kembali. Darcy berjanji akan menghapus Alex dari ingatannya. Namun, sekarang pria itu kembali tidak hanya seorang diri, dia datang bersama putrinya. Darcy tidak tahu harus merasa seperti apa atau bagaimana, dia bingung. Sejak perpisahan mereka, Darcy menjauhkan diri dari semua orang, termasuk keluarga Alex. Orang tua Alex datang ke pemakaman ibunya, tetapi hanya itu saja. Darcy tidak sempat atau tidak ingin bertanya soal Alex walaupun jauh di dalam dirinya, dia ingin mengetahui hal itu. 

“Darcy, apakah kamu mendengarku?” tanya Hailey.

Darcy terbangun dari pikirannya, lupa bahwa dia sedang bekerja. “Ya, aku mendengarmu. Apa yang kamu inginkan?"

“Mesin yang aku gunakan rusak.”

“Gunakan saja yang lain. Nih, uang gantinya,” ucap Darcy dengan senyuman terpaksa. 

“Apakah kamu benar-benar memikirkan Alex?” ucap Hailey Sambil memindahkan pakaian kotornya ke dalam mesin cuci lain. “Itu bodoh, kamu tahu itu. Sudah berapa, sepuluh? Sebelas? Dia bahkan sudah punya anak.”

“Mudah bagimu untuk mengatakan itu. Aku ingat wajah wanita itu saat dia memberitahuku bahwa Alex akhirnya memilih dia dan omong kosong lainnya,” jawab Darcy yang membuat Hailey tertawa.

Hailey telah menjadi teman Darcy sejak lama. Dia tahu semua hal yang terjadi antara Alex dan Darcy. Dia juga pernah menjadi teman Alex, sampai semuanya menjadi terpecah belah dan rumit. Hailey tahu tentang Alex yang memiliki seorang anak, semua orang tahu itu. Aneh saja rasanya melihat anak itu karena semua orang tidak pernah membayangkan Alex menjadi orang tua. Apalagi membesarkan anak seorang diri. Itu membuat Hailey tidak percaya sama sekali.

“Kamu harus bertanya pada Dion,” ucap Darcy yang membuat Hailey terdiam sejenak. “Kau tahu, tanyakan padanya tentang kondisi Alex.”

“Aku tidak akan pernah menanyakan pertanyaan bodoh seperti itu pada pacarku. Apa kamu gila?" ucap Hailey dengan ekspresi tidak percaya. “Dia mungkin temannya Alex. Namun, karena kekacauan gila yang kamu dan Alex ciptakan, kita berjanji satu sama lain untuk tidak membicarakan hal itu. Kita boleh memihak dan tetap berteman dengan kalian, tapi jangan pernah membahas atau menyebutnya. Intinya kita ingin hubungan kita sehat, tidak seperti kebanyakan orang.”

Hailey dan Dion adalah pasangan yang semua orang kenal. Bagian unik dari mereka adalah mereka berteman dengan Darcy dan Alex. Dion berteman dengan Alex dan Hailey berteman dengan Darcy. Mereka menjaga batasan dan tidak pernah membicarakan apa pun tentang Darcy ataupun Alex, juga tidak pernah membicarakan Darcy dan Alex di hadapan satu sama lain. Hailey dan Dion bersikap seolah-olah tidak pernah terjadi apa-apa antara Darcy dan Alex, karena baik Darcy maupun Alex tidak melakukan kesalahan apa pun.

Tiba-tiba pintu depan binatu terbuka bersamaan dengan bel berbunyi. "Hai, Darcy!” Emily melambaikan tangannya saat memasuki binatu.

Darcy dan Hailey terkejut melihat gadis kecil itu. “Emily? Apa yang kamu lakukan di sini? Kupikir kamu tidak boleh datang kesini lagi,” tanya Darcy.

"Itu benar. Tapi aku meminta babysitter-ku untuk membawaku ke sini tanpa sepengetahuan ayahku,” jawab Emily sambil menunjuk babysitter-Nya.

Hailey tertawa mendengarnya. “Sama seperti ayahnya,” ucap Hailey dengan nada bercanda.

Mendengar suara itu, Emily mengalihkan pandangannya dari Darcy ke Hailey, wajah baru yang tidak pernah dia kenal. “Hai, aku Emily. Siapa kamu?" tanya Emily, berusaha bersikap sopan.

“Apakah kamu kenal Dion, Emily?”

Lihat selengkapnya