Di hari yang indah seperti biasa, Darcy melakukan pekerjaannya di sekitar binatu. Dia sedang menyapu lantai sebelum membuka. Minggu ini Darcy merasa sangat lelah, memperbaiki beberapa masalah di binatu dan melakukan semua itu seorang diri. Tidak lupa, hari ini Darcy menawarkan diri untuk menjaga Emily. Dia tidak tahu apa yang ada di dalam kepalanya hingga dia setuju untuk menjaga Emily selama beberapa jam. Darcy berpikir itu adalah hal yang baik untuk dilakukan, dan Emily adalah anak yang baik. Itulah mengapa Darcy begitu menyukai Emily dan Darcy tidak bisa menolak untuk menghabiskan waktu bersamanya.
Sebelum membuka binatu, Emily sudah datang bersama ayahnya. Begitu keluar dari mobil dia langsung melambaikan tangannya agar Darcy melihatnya. Emily memiliki senyum terbesar di wajahnya ketika dia melihat Darcy, wajahnya bersinar dan senyumnya tidak hilang sedetikpun. Sesampainya di dalam Emily langsung memeluk Darcy dan Darcy pun membalas pelukannya. Darcy sedikit melambaikan tangannya pada Alex yang ada di belakang mereka. Alex hanya tersenyum pada Darcy dan melambaikan tangannya juga.
“Sekarang, Emily, bersikap baik dan jangan lakukan apapun yang membuat Darcy repot,” ucap Alex dengan tegas.
Emily melepaskan pelukannya dengan Darcy. “Baik, Ayah,” balas Emily yang masih memiliki senyuman di wajahnya.
Alex mengalihkan pandangannya ke Darcy. “Jika kamu mendapat masalah atau semacamnya, telepon saja aku.”
“Tentu saja,” ucap Darcy yang memberinya sedikit senyuman.
Usai berpamitan pada Emily, Alex segera pergi. Sebenarnya Alex tidak ingin Darcy menjaga putrinya. Namun, dia terpaksa karena ada rapat dadakan di hari Minggu ini. Saat mengetahui itu, Emily langsung meminta agar Darcy yang menjaganya. Awalnya Alex tidak menginginkannya, tetapi Emily terus memaksa. Pada akhirnya Alex menelepon Darcy dan bertanya apakah Darcy bisa menjaga Emily. Alex terkejut saat Darcy ingin melakukan itu dan terdengar begitu senang. Meski kini Alex dan Darcy tampak berteman lagi, mereka masih merasa canggung satu sama lain.
Pada jam-jam pertama Emily berada di sana, dia dengan sukarela membantu Darcy. Emily senang membantu Darcy, segala sesuatu yang berhubungan dengan Darcy membuat Emily senang. Darcy tidak terlalu suka jika Emily membantu karena dia tidak ingin merepotkan gadis kecil itu. Namun, Emily terus memaksa untuk membantu walau hanya sedikit. Dengan terpaksa Darcy membiarkan Emily membantu walau hanya sedikit.
“Huft, akhirnya selesai,” ucap Emily, lalu duduk di kursi.
“Sudah kubilang kamu tidak perlu membantu,” balas Darcy yang masih menghitung pengeluaran binatunya bulan ini di sebuah buku.
“Tidak apa-apa, aku senang membantu Darcy karena aku menyukai Darcy, bukan seperti ayah. Selalu saja menolak saat aku ingin bertemu Darcy,” ucap Emily dengan terus terang.
Darcy tertawa mendengar Emily mengatakan itu. Tentu saja, Alex akan menolak, tetapi Emily terlalu keras kepala jika itu soal Darcy. “Ayah kamu hanya khawatir karena kamu belum terlalu mengenal aku. Lagipula, kamu harus mendengarkan ucapan orang yang membesarkan kamu karena pasti ayah kamu tahu yang terbaik untuk kamu,” balas Darcy yang berusaha memuji Alex.
“Dia mungkin membesarkanku, tapi dia tidak mau mengajariku cara merias diri,” gerutu Emily.
Darcy semakin tertawa. Tentu saja, Alex tidak tahu sedikitpun tentang hal seperti itu. Alex bukan tidak ingin, tetapi dia tidak bisa. “Ayah kamu tidak pernah tertarik pada hal seperti itu. Bagaimana dengan nenekmu?”
“Nenek bilang aku masih terlalu muda untuk hal seperti itu. Tapi aku mendengar teman-temanku selalu melakukan hal seperti itu bersama ibu mereka.”
Darcy terdiam sejenak, dia lupa bahwa sepanjang hidupnya Emily tidak pernah memiliki seorang ibu. Darcy merasa sedikit kasihan akan hal itu, tetapi tidak terlalu kasihan karena dia tahu orang seperti apa ibunya Emily. Mungkin dia bisa membantu Emily dan mengajarkannya tentang tata rias. Darcy mempunyai banyak koleksi riasan dan perhiasan, mungkin Emily bisa mengunjungi rumahnya dan mencoba hal itu. Entah mengapa Darcy ingin melakukan semua itu untuk Emily. Namun, ketika Emily membicarakan hal itu Darcy teringat ibunya karena ibunya sering melakukan hal yang sama saat dia kecil.
Darcy memutuskan untuk tidak membuka binatu hari ini. “Bagaimana kalau kita pergi ke rumahku dan mungkin aku akan mengajarkan kamu merias diri,” tawar Darcy sambil tersenyum.
Mata Emily melebar dan dia mengangguk secepat mungkin.
“Baiklah, ayo pergi,” balas Emily dengan antusias. Emily dengan cepat menggenggam tangan Darcy dan siap untuk pergi.
***
Sepanjang hari, Darcy dan Emily bersenang-senang dan melakukan banyak hal, seperti merias wajah, mencoba perhiasan, dan menata rambut. Emily merasa begitu senang dan memiliki beberapa hal baru yang dia sukai sekarang, seperti mengeritingkan rambut dan menggunakan lipstik. Ayahnya tidak pernah bisa melakukan hal ini, dan Emily begitu senang Darcy bisa melakukan ini semua untuknya. Itu membuat Darcy semakin sempurna dimata Emily. Darcy bisa merias wajah Emily hingga menata rambut Emily, suatu hal yang ayahnya tidak bisa.
Sore hari, Alex akhirnya datang ke rumah Darcy untuk menjemput Emily. Ketika Alex mendapat pesan dari Darcy yang mengatakan bahwa dia dan putrinya ingin melakukan ‘hal yang feminin’, Alex membiarkannya terjadi. Alex pikir Emily pantas mendapatkannya karena anak itu selalu memohon kepada Alex untuk melakukan itu semua. Bukan hanya itu, Alex merasa senang Darcy dan Emily bisa akur walau hal itu terkesan aneh. Namun, Alex ingin Emily mengenal Darcy yang dia tahu.