Waktu berlalu, tanpa disangka Emily sudah menginjak usia sepuluh tahun. Alex memutuskan untuk mengadakan pesta kecil-kecilan untuk Emily dengan mengundang beberapa teman sekolah Emily, dan tentu saja Darcy. Saat mendengar ayahnya akan mengadakan pesta kecil-kecilan, Emily langsung ingin mengundang Darcy. Alex mengetahui Darcy akan datang dan dia tidak keberatan, dia malah ingin Darcy berada di pesta itu. Entah mengapa, Alex selalu ingin menghabiskan waktu bersama Darcy belakangan ini.
Pesta ulang tahun Emily diadakan di halaman belakang rumah orang tua Alex. Tak menduga banyak teman sekolah Emily yang datang. Alex sendiri sibuk membantu ayahnya membakar makanan untuk anak-anak. Emily di lain sisi sedang berbicara dengan Darcy sebelum dia meniup lilin. Emily terlihat begitu bahagia berbicara dengan Darcy, dia bahkan menendang-nendang kakinya di bawah meja. Alex yang melihat itu merasa sangat senang untuk putrinya.
“Aku begitu senang Darcy datang,” ucap Emily sambil tersenyum lebar. “Aku juga senang banyak yang datang, tapi aku lebih senang Darcy yang datang.”
Darcy tertawa kecil mendengar itu, anak satu ini benar-benar menyukai Darcy. “Apa tahun lalu kamu juga merayakannya seperti ini?” tanya Darcy yang penasaran.
“Tahun lalu tidak ada yang datang ke pesta ulang tahunku. Tapi sebagai gantinya ayah membawaku menonton film dan kami pergi berbelaja sepanjang hari,” jawab Emily yang membuat Darcy menjadi tidak enak karena sudah bertanya.
“Aku merasa sedih mendengarnya. Namun, lihat sekarang banyak sekali yang datang ke ulang tahun kamu,” ucap Darcy yang berusaha menghilangkan rasa sedihnya.
“Tidak apa, aku senang bisa menghabiskan waktu bersama ayah. Lalu, sekarang aku bisa menghabiskan waktu bersama Darcy dan teman-temanku! Aku sangat-sangat senang,” balas Emily sambil tersenyum.
“Emily! Ayo, main sini!” Teriak salah satu teman Emily.
“Lihat. Teman kamu memanggil kamu,” ucap Darcy.
Emily segera berdiri dan berlari ke arah temannya, tidak lupa dia melambaikan tangannya kepada Darcy. Mengingat apa yang baru saja Emily katakan membuat Darcy berpikir, mengapa Alex pindah ke tempat ini setelah sekian lamanya. Darcy tidak pernah bertanya karena dia tidak ingin mencampuri urusan Alex. Namun, Darcy penasaran karena semakin lama dia mengenal Emily, dia mulai menyayangi Emily. Apa yang terjadi di masa lalu tidak bisa membuat Darcy membenci Emily.
Saat Darcy sedang diam, tiba-tiba Emma menghampirinya. “Lama tidak melihat kamu,” ucap Emma. Darcy langsung tersenyum melihat Emma karena sudah lama sekali Darcy tidak berbicara dengannya. “Apa kamu habis berbicara dengan Emily?”
“Ya, dia bercerita tentang ulang tahunnya tahun lalu. Dia mengatakan tidak ada yang datang ke pestanya,” jawab Darcy.
Emma menghela napas dan duduk di samping Darcy. “Memang sebelum pindah Emily tidak memiliki teman sama sekali, dan mungkin dirundung. Namun, kami tidak tahu pasti. Makanya, Alex bersusah payah mencari kerja disini agar dia bisa tinggal di sini bersama Emily.”
“Apa Emily baik-baik saja?”
“Tentu saja,” jawab Emma sambil tertawa. “Dia malah senang karena kamu. Anak itu membicarakan kamu setiap hari.”
Darcy tertawa kecil. “Aku juga senang karena Emily. Rasanya aku ingin memiliki anak seperti dia,” balas Darcy dengan nada bercanda.
“Terima kasih, ya, Darcy,” ucap Emma secara tiba-tiba.
“Untuk apa?”
“Jika tidak ada kamu, aku bisa gila karena kelakuan Alex. Mungkin dia juga tidak pernah mendengarkan kamu, tapi ucapan kamu selalu masuk ke dalam kepalanya. Dia selalu mendengarkan kamu daripada ibunya sendiri. Saat dia memiliki masalah dia selalu berpikir apa yang akan Darcy ucapkan dan boom!, dia bisa menyelesaikannya. Padahal aku ada disisinya. Jika tidak ada kamu, mungkin Alex tidak akan seperti ini sekarang,” ucap Emma dengan jujur.
Darcy tertawa canggung, tidak menduga Emma akan berbicara seperti itu. “Alex selalu melakukan hal di luar nalar. Namun, kalau bukan karena Alex, aku mungkin tidak akan menikmati masa mudaku. Dia selalu memaksaku untuk pergi ke pesta, bar dan lainnya.”
“Dia selalu menyayangi kamu, Darcy.”
Saat Darcy ingin membalas ucapan Emma, tiba-tiba Alex memanggil semua orang karena sudah saatnya tiup lilin. Darcy dan Emma langsung bergabung dengan yang lain. Semua orang menyanyikan lagu selamat ulang tahun kepada Emily. Emily merasa begitu senang karena semua temannya datang ke acara ulang tahunnya. Saat semua orang berhenti bernyanyi, Emily langsung membuat permohonan sebelum meniup lilin.
Aku berharap agar Darcy menjadi ibuku.