Aku hanya ingin mengatakan betapa bodohnya diriku. Darcy selalu benar dan aku tidak pernah mendengarkannya. Menceraikan Catherine tidak membuatku patah hati, aku hanya merasa lega. Entah mengapa, aku merasa seperti itu. Aku menatap Catherine sebagai kesalahan yang aku buat, bukan seseorang yang pernah aku cintai. Aku tidak merasakan cinta saat aku bersamanya, aku hanya merasa bebas dan aku pikir itu cukup. Aku tidak merasa nyaman saat bersamanya, tidak seperti saat aku bersama Darcy.
Perceraian Catherine dan Alex berjalan dengan lancar, dan mereka resmi berpisah. Sebulan setelah bercerai, Alex berusaha memperbaiki dirinya. Dia mulai menganggap kuliahnya serius, dan mengambil pekerjaan sampingan. Semua berjalan dengan baik untuk Alex. Dia mengambil pekerjaan sampingan sebagai bartender, sama seperti Darcy. Dia bahkan bekerja di bar yang sama dengan Darcy. Entah mengapa dia ingin melakukan hal itu.
Setelah selesai bekerja, Alex mengantarkan Darcy pulang dengan berjalan kaki. Rumah mereka tidak satu jalan, tetapi Alex merasa khawatir jika Darcy jalan seorang diri. Alex tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi pada Darcy, dia tahu Darcy bisa membela dirinya. Namun, itu tidak menjamin Darcy sampai dengan selamat.
“Lalu, Hailey bilang bahwa profesor kami adalah pria yang gila. Dia berteriak di dalam kelas hingga profesor kami mengusir dia. Saat itu juga semua orang langsung terdiam,” ucap Darcy yang sedang bercerita.
Alex tertawa dan berjalan pelan agar mereka tidak cepat sampai ke rumah Darcy. “Hailey ada benarnya, tidak mungkin ada orang yang bisa mengerjakan makalah dengan lima belas ribu kata dalam semalam. Setelah itu apa yang terjadi?”
“Profesor itu membatalkan tugas makalah bodoh itu, dan aku bebas tugas darinya,” jawab Darcy sambil tersenyum lebar.
“Apa kamu ingin minum-minum untuk merayakannya?” tanya Alex.
Darcy langsung berbalik dan berjalan mundur agar dia bisa menatap mata Alex. “Jangan coba-coba, ya. Aku tahu kamu ingin mabuk-mabukan dan aku tidak akan membiarkan itu.”
“Ugh, kamu terdengar seperti ibuku,” ucap Alex yang merasa kesal. “Apa salahnya kita mabuk-mabukan kita ini masih muda?”
“Bicara saja seperti itu, nanti kalau sudah tua hati kamu bakal rusak karena mabuk-mabukan semasa muda,” balas Darcy sambil menjulurkan lidahnya.
Alex tertawa. “Ayolah, aku mabuk tapi tidak seburuk itu.” Darcy langsung berjalan maju lagi. “Ayolah, jangan marah!” Alex langsung memeluk Darcy dari belakang sebagai lelucon.
“Alex! Berhenti atau aku tampar kamu!” Teriak Darcy. Namun, Alex malah mengangkat Darcy. Alex tidak akan berhenti sampai Darcy tidak marah lagi padanya, dan itu berhasil. “Baiklah. Aku tidak akan marah. Turunkan, tidak.” Alex segera menurunkan Darcy, setelah diturunkan Darcy langsung menampar pelan lengan Alex. Tentu saja dia masih merasa kesal dengan Alex yang masih saja bertingkah kekanak-kanakan.
“Darcy…”
“Apa lagi?”
“Apa kamu mau berkencan denganku?”
“Tidak, ah. Kita sudah sering bertemu untuk apa berkencan.”
“Maksudku, aku mengajak kamu berkencan karena aku menyukai kamu, bukan sebagai teman.”
Darcy berhenti berjalan dan terkejut mendengar itu, seakan mimpi terindahnya berhasil terwujudkan. Darcy tidak mengetahui apakah Alex bercanda atau tidak. Namun, ekspresi wajah Alex terlihat begitu serius. Itu membuat Darcy yakin bahwa ini bukan lelucon, tetapi dia masih tidak menduga hal itu.
“Ayolah, kamu baru bercerai selama satu bulan dan kamu ingin mengencani aku,” ucap Darcy yang berusaha menyembunyikan rasa senangnya.
“Aku menyukai kamu, Dar. Soal Catherine, aku sudah lama tidak mencintainya bahkan sebelum kami bercerai.”
“Alex, berhenti bercanda atau aku akan memukul kamu,” balas Darcy yang masih tidak percaya.
“Lihatlah diri kamu, Dar. Kamu cantik, pintar dan bijaksana. Aku tidak percaya aku akan mengucapkan ini… kamu sempurna dari segala sisi, mungkin terkadang kamu bertingkah seperti ibuku. Namun, selain itu kamu sempurna. Dan aku berjanji untuk menjadi yang lebih baik untuk kamu. Aku berjanji tidak akan mabuk-mabukan lagi, aku tidak akan merusak hatiku.”
Darcy tertawa. “Selain itu?”
“Apa itu tidak cukup?” tanya Alex yang merasa bingung dan Darcy menganggukkan kepalanya. “Baiklah, aku tidak akan sering-sering pergi ke pesta yang tidak jelas. Aku tidak akan mengebut mulai sekarang. Aku tidak akan ‘lupa’ mandi mulai sekarang, dan aku tidak akan merepotkan kamu dengan kelakuan bodohku. Aku tidak akan membuat masalah, aku akan menjadi pria yang cinta damai.”
Darcy tertawa terbahak-bahak. “Baiklah, aku akan pergi berkencan dengan kamu.”