Waktu berlalu, dan Darcy masih memikirkan penolakan yang dia terima dari Alex. Darcy menyesal mengajak Alex untuk mencoba lagi, seakan dia tidak bisa melupakan perasaannya kepada Alex. Semenjak penolakan itu, Darcy merasa sedikit canggung saat bertemu dengan Alex. Rasanya dia ingin berhenti menemui Alex, tetapi Emily selalu mencari kehadirannya. Darcy tidak tahu harus melakukan apa, selain merasa sedih.
Malam ini, Darcy pergi berpesta dengan Hailey, berpesta terakhir kalinya sebelum Hailey menikah. Darcy terpaksa mengikuti keinginan Hailey sebagai calon pengantin, selain itu Darcy butuh pengalihan. Sejauh ini, Hailey sudah mengajak Darcy ke bar dan tempat bersenang-senang lainnya. Hailey berencana untuk mabuk berat malam ini, sedangkan Darcy berencana untuk tetap sadar. Namun, entah berapa gelas alkohol yang telah Darcy minum.
Saat mereka selesai bersenang-senang, dan ingin pulang ke rumah Darcy. Darcy baru ingin kalau dia meninggal kunci rumahnya di binatu, tanpa sengaja. Terpaksa Darcy dan Hailey pergi ke binatu, tetapi saat mereka sampai di sana, mereka malah tinggal dan minum beberapa botol bir lagi.
“Malam ini sungguh menyenangkan!” ucap Hailey yang sudah mabuk berat sambil bersandar ke salah satu mesin cuci.
“Ya,” balas Darcy dengan singkat. Darcy sibuk memandangi ponselnya.
“Kamu dengar tidak, sih?!”
“Iya, Hailey!” balas Darcy yang merasa kesal. “Aku sedang membaca pesan dari Alex.”
“Pantes saja,” ucap Hailey sambil tertawa terbahak-bahak. “Jadi, kapan kalian akan bercium?” tanya Hailey sambil memperagakan tangannya seperti orang yang sedang bercium.
“Ih, jangan aneh-aneh kamu!” Darcy mengambil bir miliknya, dan meminumnya. Berusaha melupakan apa yang baru saja Hailey peragakan. Bagaimana Darcy bisa mencium Alex, jika Alex saja menolak dirinya. Lagipula, Darcy sudah pernah mencium Alex, untuk apa melakukan hal yang sama kedua kalinya.
“Apa yang dia bilang?” tanya Hailey yang penasaran.
Darcy langsung memutarkan matanya. “Biasa, soal Emily. Anak itu ingin pergi ke salon bersamaku besok, sedangkan besok kita harus mengambil gaun kamu.”
“Ajak saja!”
“Tidak!”
“Ayolah! Nanti kalau dia melihat gaun pengantin, dia akan bertanya kepada ayahnya, kapan ayahnya akan menikah kamu!”
“Hailey, berhenti!”
Hailey hanya bisa tertawa saat melihat wajah Darcy memerah, dia begitu menikmati menggoda Darcy seperti ini. Mungkin Hailey tidak terlalu menyukai Alex, dan dia tidak akan pernah mengerti mengapa Darcy begitu mencintai Alex. Namun, satu hal yang Hailey tahu bahwa Alex selalu memperlakukan Darcy dengan benar. Jika tidak, mungkin Hailey tidak akan menggoda Darcy perihal Alex saat ini. Hailey berharap mereka bisa membangun kembali apa yang telah hancur.
“Lagipula, Alex menolak ajakan berkencan dariku,” ucap Darcy dengan enteng.
“APA?!” balas Hailey dengan begitu terkejut. Hailey menarik semua pikiran baik yang dia miliki kepada Alex saat itu juga.
“Berisik! Namun, itu benar. Aku mengajaknya berkencan untuk mengulangi kembali apa yang kami miliki, seperti yang kamu sarankan. Dan dia menolak aku,” ucap Darcy dengan santai, padahal dia merasa sakit hati. “Dia selalu mengatakan dia mencintai, tapi saat aku mengajaknya berkencan, dia menolak. Apa yang sebenarnya dia mau?!” tanya Darcy yang merasa emosi.
“Mana aku tahu! Tanya orangnya, jadi pria tidak jelas sama sekali.”
Tiba-tiba Darcy menangis. “Pria sialan! Kalau bukan karena Emily sudah aku maki-maki dia!”
Hailey langsung memeluk Darcy dan menepuk-nepuk pundak Darcy. “Sudah-sudah, tidak usah menangisi pria tidak jelas.”
Mereka berdua terlalu mabuk untuk berpikir dengan akal sehat. Satu hal yang mereka tahu, bahwa Alex adalah pria sialan. Mungkin mereka mabuk, tetapi mereka mampu menyadari perilaku Alex cukup membingungkan. Alex bersikap manis kepada Darcy, lalu dia menolak Darcy saat Darcy mengajaknya berkencan. Alex selalu berlaku seakan dia masih menyukai Darcy, dan semua orang menyadari itu. Namun, Alex memilih untuk menolak Darcy. Siapa yang tidak akan bingung dengan hal itu.
***
Keesokan harinya, Darcy pergi untuk menjemput Emily, walaupun kepala Darcy masih terasa pusing. Semalam Darcy terlalu banyak meminum alkohol, hingga dia bangun dengan kepalanya terasa sakit. Namun, hal itu tidak akan membuat Darcy membatalkan rencananya dengan Emily. Darcy hanya ingin bersenang-senang tanpa memikirkan Alex.
Sekarang Darcy berada di kamar Emily, membantu Emily memilih perhiasan dan menunggu kehadiran Hailey. Saat Darcy sampai, Alex memberikan senyuman manis kepadanya. Darcy dengan terpaksa membalas senyuman itu, dia ingin terlihat tidak terganggu oleh penolakan Alex. Alex mengetahui kalau senyuman Darcy tidak tulus, dia sudah mengenal Darcy sepanjang hidupnya, tetapi dia membiarkan itu. Alex tidak ingin memperkeruh suasana.