Can I Kiss You Again?

Lilian
Chapter #18

The Bruise In My Heart

Setelah menangis hari demi hari, Alex hanya bisa terdiam dikamarnya. Pada akhirnya, konsekuensi dari keputusan bodohnya datang, dia tidak siap menghadapi hal itu. Hari demi hari, bayi itu akan lahir ke dunia ini. Alex masih memiliki kesempatan untuk kabur, tetapi dia terlalu pengecut untuk melakukan itu. Terlalu takut untuk bertanggung jawab, terlalu pengecut untuk kabur. Yang ada di pikirannya hanya Darcy, dan nasib hubungan mereka. Tidak sedetik pun, Alex memikirkan Catherine dan bayi mereka.

Darcy berusaha mengerti perasaan Alex, tetapi pikirannya dipenuhi oleh bayi yang ada di dalam perutnya Catherine. Darcy takut Alex akan memilihnya, dan meninggalkan bayi itu tanpa seorang ayah. Hal itu terkesan kejam, jika Darcy biarkan. Darcy terlalu kalut dalam hal ini, hingga dia tidak tahu harus merasa apa. Setiap detik terasa seperti bom waktu. Darcy tidak tahu apakah dia harus tetap tinggal.

“Hei, apa kamu baru pulang kerja?” tanya Dion yang menyapa Darcy, yang terduduk diam di bangku luar minimarket.

Darcy langsung terbangun dari lamunannya. “Ah, iya. Apa yang kamu lakukan di sini?”

“Hailey meminta camilan,” jawab Dion yang duduk di hadapan Darcy. “Apa kamu baik-baik saja? Kamu terlihat lelah.”

“Hanya sibuk memikirkan Alex dan Catherine,” ucap Darcy dengan nada bercanda.

“Untuk seseorang yang memikirkan masalah itu, kamu terlihat lebih baik dari lain,” balas Dion dengan tawa kecil. Dion benar, Darcy terlihat jauh lebih baik daripada Alex. Dion tidak mengetahui hal itu adalah hal yang benar atau bukan.

“Aku hanya merasa pusing. Setiap kali kami membahas perihal ini, Alex selalu membahas aku, aku dan aku. Dia seakan mengatakan dia akan meninggalkan anak itu untuk aku, dan itu bukanlah yang bagus. Itu adalah hal yang egois. Aku tidak mengerti, mengapa Alex tidak mengerti apa yang aku maksud,” ucap Darcy yang malah meluapkan perasaannya.

Dion tidak tahu harus mengatakan apa, Hailey sudah mengatakan berkali-kali, bahwa Dion tidak boleh ikut campur masalah ini. Hidup Dion terlalu normal, untuk memikirkan solusi dari masalah ini. Dion bahkan tidak mengira masalah seperti ini ada. Namun, dia tidak tega melihat teman-temannya seperti ini. Apalagi Darcy, yang selalu berharap Alex menyukai dirinya. Hal yang Darcy damba-dambakan hanya berlangsung selama beberapa bulan.

“Aku bingung,” ucap Darcy yang pasrah. “Aku berencana pindah untuk melanjutkan pendidikanku, dan Alex mengatakan dia akan mengikuti aku. Dia akan ikut ke mana pun aku pergi. Dia mengatakan dia akan menikahi, walau dia harus menunggu bertahun-tahun hingga aku siap. Aku tahu hubungan kami belum berlangsung lama. Namun, semua hal yang dia ucapkan adalah mimpiku selama ini. Aku ingin berada di dalam mimpi itu lebih lama lagi.”

Darcy meneteskan air mata, membuat Dion semakin tidak tega. “Jangan menangis, Hailey akan memukulku jika dia tahu ini,” canda Dion yang berusaha mencairkan suasana.

Darcy tertawa kecil. “Kamu tahu itu hanya omong kosong, bukan?”

“Oh, aku tahu, tapi tetap,” ucap Dion yang membuat Darcy semakin tertawa. “Kamu harus tetap melanjutkan pendidikan kamu, kamu tahu itu. Walaupun kita baru saja lulus, tapi kamu selalu gila belajar.”

Darcy tertawa kecil. “Aku tidak bisa meninggalkan Alex di saat seperti ini.”

“Tidak, tidak, kamu tidak akan meninggalkan pendidikan kamu, hanya karena Alex. Dia tidak seberharga itu, kata Hailey.”

“Maksud kamu, aku harus pergi ke tempat lain untuk melanjutkan pendidikanku, dan meninggalkan Alex?” tanya Darcy yang mengira Dion tidak serius.

“Aku dan Hailey selalu bertengkar, karena kalian. Hailey selalu mengatakan, jika kamu tetap bersama Alex, Catherine akan memamerkan anak mereka ke kamu, membuat kamu iri dan lain hal. Bagiku, kamu dan Alex masih bisa bersama, walau itu terasa susah. Alex pasti akan memikirkan jalannya, seperti yang selalu dia lakukan, tapi kali ini ragu. Aku rasa Hailey benar, tapi aku tidak tahu cara mengatakan hal itu.”

Selama ini Dion tidak mengerti, mengapa Hailey begitu tidak menyukai Alex. Namun, sekarang Dion mengerti. Alex selalu menambahkan masalah secara tidak langsung di dalam hidup Darcy. Hal yang Darcy lakukan adalah selalu membantu Alex, dan Alex selalu menemukan cara untuk membuat masalah baru. Alex selalu mengatakan dia tidak bisa hidup tanpa Darcy, dan Dion mengerti mengapa itu. Alex terlalu bergantung kepada Darcy. Mungkin tidak ada salahnya, Darcy pergi dan menjauh dari Alex.

“Lalu, masalah ini bagaimana? Aku tidak bisa membiarkan Alex sendiri,” ucap Darcy yang masih ragu.

“Dia harus memikirkan solusinya tanpa kamu, dia pasti bisa. Pikirkan saja diri kamu dulu,” balas Dion dengan santai. “Dan jangan beri tahu Hailey kalau akhirnya aku setuju dengan dia.”

Darcy tertawa kecil, tetapi memikir perkataan Dion. Darcy merasa berat jika dia harus meninggalkan mimpi yang selalu dia idamkan. Namun, kenyataannya mimpi itu berakhir dengan tali yang rumit. Setiap jalan akan menyakiti hati satu sama lain, tidak ada cara lain. Darcy harusnya mengetahui mimpi indah tidak selalu indah, bahwa kenyataan tidak seindah itu. Dia terlalu buta untuk menyadari hal itu. Bagaikan berlian yang sudah dia miliki, tetapi harus dia lepaskan lagi. Pada akhirnya, jalan mereka berbeda dan tidak bisa bersatu. Saatnya mengucap perpisahan.

Lihat selengkapnya