Tap...tap...tap...
Suara langkah kaki seakan memecah keheningan disepanjang lorong koridor Sander International School. Gadis polos dengan pahatan wajah cantiknya. Rambut yang sedikit bergelombang di ikatnya secara asal. Tubuhnya yang tak terlalu tinggi, dengan seragam yang pas melekat ditubuhnya. Lavina Maheswara, tampak kerutan tercetak jelas di dahinya. Apa yang terjadi, itulah yang dipikirkannya. Kerumunan para siswa seakan menarik perhatiannya. Perlahan namun pasti, dia mulai melangkahkan kakinya menuju lapangan outdoor sekolahnya ini. Dimana semua siswa berkumpul di sana dengan hebohnya.
°°°
"Alvaro... Lo mau kan jadi pacar gue?" ucap seorang gadis dengan senyum diwajahnya.
"Ckk... Lo apa apaan sih Bel!!" bentak Alvaro.
"Gue suka sama lo Al, dan hari ini juga gue mau lo jadi milik gue!" jelas Bella.
"Apaan sih! Gak jelas lo!"
Alvaro Bagaskara, seorang yang begitu tegas dan cerdas dalam musik sekaligus anak dari pemilik Sander International School. Wajahnya yang cukup tampan, menjadikan banyak para kaum hawa ingin menjadi miliknya. Gadis didepannya ini salah satunya, Bella Sandrina. Gadis penuh ambis, dengan wajah cantik yang dimilikinya.
Alvaro dibuat bingung, bagaimana bisa sahabatnya sendiri memintanya menjadi pacarnya. Alvaro tak habis pikir dengan kelakuan Bella. Saat Alvaro menoleh kan kepalanya, tak sengaja dia melihat seorang gadis yang berusaha menerobos kerumunan dan dengan mudahnya gadis itu berhasil mencapai tempat terdepan. Terlihat wajah bingung penuh tanya di wajah gadis itu. Alvaro tersenyum melihatnya. Tanpa basa basi, Alvaro melangkahkan kakinya menuju gadis itu.
°°°
Dengan seluruh tenaganya, Lavina mencoba menerobos kerumunan siswa Sander International School didepannya ini. Sungguh Lavina sangat kepo apa yang sedang terjadi di lapang outdoor sekolahnya ini. Apalagi di jam yang bisa dibilang sepagi ini. Cukup menarik perhatiannya.
Dahinya mengkerut, kedua alisnya saling bertautan. Matanya menyipit, menerawang dua orang yang berada ditengah lapangan didepannya ini. Lavina dibuat bingung, dia menangkap sosok laki-laki yang dia kenal berada ditengah sana. Laki-kaki itu melihatnya, ya Lavina menyadari itu. Dia terus saja melihatnya, dan berjalan perlahan kearahnya.
"Lavina!" teriaknya dengan terus berjalan kearahnya.
Lavina melototkan matanya, melihat laki-laki itu meneriakkan namanya sehingga membuat orang yang tadinya fokus dikedua orang langsung berpindah menatap dirinya. Lavina merasakan tatapan para siswa menatapnya sinis dan penuh tanya. Lavina yang ditatap seperti itu hanya bisa diam, otaknya seakan berhenti.
Ya, Lavina mengenal laki-laki yang ada dihadapannya ini. Alvaro Bagaskara, kakak kelasnya yang akhir-akhir ini entah mengapa selalu berusaha mendekatinya. Dia melihat senyum Alvaro yang sangat tulus tercetak jelas diwajahnya. Suasana mendadak hening.
"Kak Al, ini pada kenapa sih? Kok pada liatin kita?" tanya Lavina bingung.